Berusia 29 Tahun, Paguyuban Kebo Bodo Perluas Jangkauan Kepedulian

Berusia 29 Tahun, Paguyuban Kebo Bodo Perluas Jangkauan Kepedulian

POTONG TUMPENG. Prosesi potong tumpeng dari ketua untuk anggota termuda mewarnai tasyakuran 29 tahun Paguyuban Kebo Bodo di kedai Uncle B’s Kitchen Kelurahan Kledung Karangdalem, kemarin malam.(foto : Eko Sutopo/Purworejo Ekspres)--Magelangekspres.com

“Setiap bulan kita juga menyisihkan dana sosial yang akan diberikan jika ada anggota sakit atau tertimpa musibah. Selama masa pandemi 2 tahun ini, iuran itu ternyata cukup membantu. Kita ingin meningkatkan kepedulian terhadap sesama,” jelasnya.

Dalam perkembangannya Kebo Bodo tak hanya berpikir untuk kepentingan anggota, melainkan juga warga sekitar.

Anggota diajak untuk mengejawantahkan filosofi yang tersirat di balik nama kebo (kerbau) mbodho (membodoh), yakni berupaya untuk menjadi manusia yang rendah hati, berani merasa bodoh, mau belajar, dan tidak merasa paling pintar.

Nama Kebo Bodo yang mengangkat kearifan lokal juga mengajarkan sikap kesederhanaan dan kebermaknaan dalam bermasyarakat.
“Dulu anggotanya mencapai 50-an orang, sekarang sekitar 30 orang karena banyak yang pindah rumah ke wilayah lain. Kita bersyukur yang muda-muda sekarang mulai berminat untuk bergabung, ada juga yang berprofesi sebagai TNI,” ujarnya.

Eksistensi Kebo Bodo dinilai turut mendukung program pemerintah dalam sejumlah hal, khususnya pelestarian budaya gotong-royong dan penggunaan Bahasa Jawa.

Plt Lurah Kledung Karangdalem berharap agar Kebo Bodo dapat konsisten dengan visi dan misinya.

“Budaya gotong-rotong memang penting dilestarikan agar generasi muda tidak kehilangan jati diri bangsa. Meski namanya kekunoan, paguyuban ini sangat menarik karena merawat penggunaan bahasa Jawa yang saat kini sudah mulai luntur di masyarakat,” ungkap Taufik Hidayah. (top)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: magelangekspres.com