Berhasil Turunkan hingga 11.7 Persen, Angka Stunting Kota Magelang Tersisa 10 Persen

Berhasil Turunkan hingga 11.7 Persen, Angka Stunting Kota Magelang Tersisa 10 Persen

KAMPANYE TABLET. Untuk mencegah anemia, Dinkes Kota Magelang menggelar kampanye minum tablet tambah darah kepada kalangan remaja SMP belum lama ini. foto: wiwid arif/magelang ekspres--

KOTA MAGELANG, MAGELANGEKSPRES.DISWAY.ID - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Magelang berhasil menurunkan angka stunting hingga 11,7 persen sepanjang tahun 2022. Hingga saat ini, angka stunting di kota dengan jumlah penduduk 128.000 jiwa itu tersisa sebanyak 10 persen.

Sub Koordinator Kesehatan Keluarga dan Gizi Dinkes Kota Magelang, Heni Yuniarti mengatakan, beberapa strategi mulai dikembangkan untuk menurunkan stunting menjadi zero kasus pada tahun 2024 mendatang.

"Kita akan tambah intensitas mulai dari sosialisasi tentang stunting kepada kalangan remaja, calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, hingga balita sampai usia lima tahun," kata Heni, Rabu, 28 Desember 2022.

Ia menyebutkan bahwa berdasarkan penimbangan serentak yang telah dilakukan, angka stunting di Kota Magelang masih tercatat 10 persen.

"Angka 10 persen ini belum pasti, karena kita masih menunggu hasil survei status gizi Indonesia (SSGI) yang belum dirilis,” ungkap Heni.

Ia menjelaskan, Dinkes Kota Magelang juga akan meningkatkan target capaian penurunan angka stunting pada tahun 2023 mendatang. Pada tahun 2021, kota seluas 18,53 kilometer persegi itu mampu menekan 13,3 persen, dan 11,7 persen pada tahun 2022.

“Sebetulnya angka kita dibawah Provinsi Jawa Tengah bahkan untuk target nasional tahun 2024 dengan capaian angka 14 persen target Kota Magelang direncanakan bisa meraih angka 8,65 persen,” katanya.

Heni menambahkan, hampir di setiap kelurahan di Kota Magelang masih memiliki kasus stunting. Hal ini didukung melalui pengecekan terhadap balita yang memiliki tinggi badan kurang dari standar perkembangan anak sesuai ketetapan World Health Organization (WHO).

“Untuk itu banyak kegiatan kegiatan yang dilakukan Dinkes dengan upaya sensitif dari mulai remaja,” sebut Heni.

Upaya sensitif, kata Heni, merupakan langkah strategis guna mengurangi penyebab stunting. Kegiatan intervensi sensitif menyasar kepada empat pondasi penting meliputi penyediaan air minum dan sanitasi, pelayanan gizi dan kesehatan, peningkatan kesadaran pengasuhan dan gizi, serta peningkatan akses pangan bergizi.

“Kemarin kita sudah lakukan perbaikan gizi dengan pemberian susu kepada anak-anak dan ibu hamil di seluruh keluarga yang memiliki pelaporan stunting,” ungkapnya.

Tidak hanya itu, Dinkes Kota Magelang secara rutin melakukan pemeriksaan kepada seluruh sasaran yang berpeluang stunting sebagai upaya preventif. Strategi penekanan stunting lainnya turut diupayakan melalui promosi pemberian ASI eksklusif, pemberian imunisasi secara lengkap, penguatan pola asuh orang tua dalam pemberian makan bayi.

“Kami juga mengintervensi dalam penanganan stunting jangka panjang melalui Tablet Tambah Darah (TTD) kepada semua remaja putri SMP dan SMA. Ditambah lagi, pihak puskesmas memiliki layanan konseling gizi yang dapat dimanfaatkan ibu balita yang mengalami masalah gizi,” pungkas Heni. (mg4)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: magelang ekspres