Sukses Terapkan TPBIS, 4 Perpustakaan Kelurahan di Kota Magelang Dapat Penghargaan

Sukses Terapkan TPBIS, 4 Perpustakaan Kelurahan di Kota Magelang Dapat Penghargaan

NYAMAN. Suasana Perpustakaan Daerah (Perpusda) Kota Magelang yang lengkap dengan fasilitas di dalamnya (foto : wiwid arif/magelang ekspres)--

MAGELANG, MAGELANGEKSPRES.DISWAY.ID - Program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS) yang dijalankan Perpustakaan Daerah (Perpusda) Kota Magelang ternyata hingga kini sudah tersebar di semua perpustakaan tingkat kelurahan.

TPBIS merupakan salah satu pendekatan layanan perpustakaan guna meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat pengguna perpustakaan. Program ini diinisiasi Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI sejak 2018.

HIngga kini, program dukungan peningkatan literasi masyarakat telah dilaksanakan di 32 provinsi, 159 kabupaten, dan 750 desa/kelurahan di seluruh Indonesia.

Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Disperpusip) Kota Magelang, Arif Barata Sakti mengatakan, Perpusda Kota Magelang sebenarnya sudah menerapkan TPBIS sejak lama, jauh sebelum program Perpusnas diluncurkan tahun 2018.

"Sebenarnya kita sudah terapkan perpustakaan berbasis inklusi sosial sejak lama. Termasuk di kelurahan-kelurahan, sudah menerapkan program itu. Hanya belum ada pengakuan, karena program nasional sendiri dimulai pada tahun 20218," kata Arif Barata Sakti, saat ditemui, Senin, 13 Februari 2023.

Ia menjelaskan, berkat kesuksesan Perpustakaan Kota Magelang menerapkan TPBIS, pada tahun 2022 lalu, perpustakaan peraih akreditasi A tingkat nasional itu berhak menerima bantuan sebanyak 1.500 eksemplar buku terdiri dari 750 judul.

"Bantuan yang diberikan ini langsung kepada perpustakaan kelurahan, sebagai reward atas penerapan TPBIS yang sukses dilakukan," jelasnya.

Arif Barata menuturkan, tidak semua perpustakaan bisa mendapat penghargaan penerapan TPBIS. Sebab, seleksi dan penilaian yang dilakukan Perpustakaan Nasional sangatlah ketat.

"Untuk mendapat pengakuan perpustakaan TPBIS ini syaratnya, perpustakaan dianggap sudah sukses melakukan transformasi dengan penerapan strategi antara lain advokasi, pelibatan masyarakat, publikasi, dan peningkatan layanan," tuturnya.

Sementara itu, Pustakawan Muda, Perpustakaan Daerah Kota Magelang, Heny Hidayati mengatakan, perpustakaan berbasis inklusi sosial diharapkan dapat meningkatkan literasi informasi bagi masyarakat dan berbasis teknologi informasi dan komunikasi.

Dengan demikian, keberadaan perpustakaan dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat, meningkatkan kesejahteraan, dan mendorong kreativitas serta memangkas berbagai kesenjangan akses informasi.

"Kami juga melengkapi fasilitas untuk meningkatkan layanan kepada masyarakat, berupa inovasi baru yaitu Sistem Jejaring Library dan Pendataan Perpustakaan (SiJelita). Aplikasi ini diharapkan dapat menghimpun data akurat mengenai kondisi perpustakaan yang ada di Kota Magelang," ujarnya.

Data yang telah terhimpun dalam aplikasi SiJelita ini, lanjut dia, dapat dimanfaatkan untuk penentuan angka Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM). Keberadaan data ini sangat penting untuk memfokuskan arah kebijakan perpustakaan ke depannya.

"Dengan adanya Sijelita ini masyarakat tidak kesulitan mengakses informasi tentang perpustakaan. Di dalam aplikasi ini sudah tertera lengkap tentang perpustakaan termasuk koleksi buku, data pengunjung, data peminjam, dan lain sebagainya," ucapnya.

Pustakawan Perpustakaan Kota Magelang, Mungki Mulianti menambahkan, ada 4 perpustakaan kelurahan yang akan mendapatkan bantuan dari Perpusnas berkat penerapan TPBIS. Keempat perpustakaan itu antara lain Perpustakaan Kelurahan Panjang, Kemirirejo, Kramat Selatan, dan Rejowinangun Selatan.

"Bantuan yang diberikan berupa pelatihan kepada pustakawan kelurahan pada akhir Februari 2023 di Jakarta. Jadi mereka akan mendapatkan pelatihan supaya memahami apa itu TPBIS dan seluk beluk di dalamnya," ungkapnya.

Dirinya menyebut bahwa hingga saat ini jumlah perpustakaan binaan Perpusda Kota Magelang sudah mencapai 365 titik. Diharapkan melalui program TPBIS dapat membawa perubahan di berbagai kalangan, termasuk masyarakat, institusi perpustakaan sendiri, dan stakeholder terkait dari pemerintahan maupun sektor swasta.

"Dengan harapan ada perubahan paradigma bahwa perpustakaan dari sebatas tempat membaca dan meminjam buku, sekarang bisa menjadi tempat masyarakat melakukan kegiatan. Itu salah satu tujuan dari penerapan TPBIS," jelasnya. (wid)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: magelang ekspress