Memperbanyak Puasa Sunnah, Amalan Bulan Syaban yang Tidak Pernah Ditinggalkan Rasulullah

Memperbanyak Puasa Sunnah, Amalan Bulan Syaban yang Tidak Pernah Ditinggalkan Rasulullah

Memperbanyak Puasa Sunnah, Amalan Bulan Syaban yang Tidak Pernah Ditinggalkan Rasulullah-Magelang Ekspres-rumasyho.com dan Kajian Islam

MAGELANGEKSPRES. DISWAY.ID - Bulan Syaban adalah bulan yang mulai. Bulan yang berada diantara bulan Rajab dan bulan Ramadan banyak dilalaikan orang. Tidak banyak yang memanfaatkan bulan Syaban sebaik mungkin dengan amal saleh selain orang yang diberikan taufik oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Rasulullah Sholalluhu 'alaihi wasallam pun mengisi bulan Syaban dengan melakukan amalan-amalan kebaikan. Seperti memperbanyak berpuasa sunnah, membaca Alquran, bersedekah, shalat malam dan perbuatan baik lainnya. Meski begitu tidak ada dalil yang menyebutkan amalan-amalan khusus yang dikerjakan di bulan Syaban.

Barangkali, sebagian orang hanya berkonsentrasi untuk persiapan bulan Ramadan. Memang puasa wajib setiap 1 Ramadan tinggal menunggu hari. Sehingga banyak orang mulai siap-siap untuk menyambut bulan Ramadan. Padahal pada bulan Syaban sembari menunggu bulan Ramadan, ada amalan-amalan sholeh yang selalu dicontohkan Rasulullah Shollallahu 'alaihi wasallam. Sebagai muslim yang taat, jangan sampai ketinggalan untuk meneladani amalan-amalan sholeh seperti yang dikerjakan Rasulullah pada bulan Syaban.

Mengapa Rosulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam begitu bersemangat untuk melakukan amalan-amalan kebaikan pada bulan Syaban? Sebab bulan Syaban merupakan bulan dinaikkan berbagai amalan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Maka Rasulullah ingin saat amalan dinaikan beliau sedang berpuasa.

Dalilnya,

ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ

 

“Bulan Sya’ban adalah bulan di mana manusia mulai lalai yaitu di antara bulan Rajab dan Ramadhan. Bulan tersebut adalah bulan dinaikkannya berbagai amalan kepada Allah, Rabb semesta alam. Oleh karena itu, aku amatlah suka untuk berpuasa ketika amalanku dinaikkan.” (HR. An Nasa’i no. 2357. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan).

Rasulullah Shollallahu 'alaihi wasallam memperbanyak puasa sunnah di bulan Syaban. Puasa sunnah yang dikerjakan Rasulullah selama bulan Syaban lebih banyak dibanding bulan-bulan lainnya.

Dalilnya, Aisyah radhiyallahu ‘anha mengatakan,

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – يَصُومُ حَتَّى نَقُولَ لاَ يُفْطِرُ

، وَيُفْطِرُ حَتَّى نَقُولَ لاَ يَصُومُ . فَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ إِلاَّ رَمَضَانَ ، وَمَا رَأَيْتُهُ أَكْثَرَ صِيَامًا مِنْهُ فِى شَعْبَانَ

“Aku tidak pernah sama sekali melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa secara sempurna sebulan penuh selain pada bulan Ramadan. Aku pun tidak pernah melihat beliau berpuasa yang lebih banyak daripada berpuasa di bulan Syaban.” (HR. Bukhari, no. 1969 dan Muslim, no. 1156).

Dalil yang lain, Aisyah radhiyallahu ‘anha mengatakan,

لَمْ يَكُنِ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ شَهْرًا أَكْثَرَ مِنْ شَعْبَانَ، فَإِنَّهُ كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ كُلَّهُ

“Belum pernah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa satu bulan yang lebih banyak dari pada puasa bulan Sya’ban. Terkadang hampir beliau berpuasa Sya’ban sebulan penuh.” (HR. Al Bukhari dan Muslim)

Dalilnya lagi, Salamah radhiallahu ‘anha mengatakan,

عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، أَنَّهُ لَمْ يَكُنْ يَصُومُ مِنَ السَّنَةِ شَهْرًا تَامًّا إِلَّا شَعْبَانَ، وَيَصِلُ بِهِ رَمَضَانَ

“Bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam belum pernah puasa satu bulan penuh selain Sya’ban, kemudian beliau sambung dengan Ramadhan.” (HR. An Nasa’i dan disahihkan Al Albani)

Hadis-hadis di atas merupakan dalil keutamaan memperbanyak puasa di bulan Syaban, melebihi puasa di bulan lainnya

Ibnu Rajab Al-Hambali rahimahullah dalam Lathaif Al-Ma’arif mengatakan, “Di antara rahasia kenapa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam banyak berpuasa di bulan Syaban karena puasa Syaban adalah ibarat ibadah rawatib (ibadah sunnah yang mengiringi ibadah wajib). Sebagaimana shalat rawatib adalah shalat sunnsh yang memiliki keutamaan karena  mengiringi shalat wajib, sebelum atau sesudahnya, demikianlah puasa Syaban. Sebab puasa di bulan Syaban sangat dekat dengan puasa Ramadan maka puasa tersebut memiliki keutamaan. Dan puasa ini bisa menyempurnakan puasa wajib di bulan Ramadan.”

Tak cukup hanya memperbanyak mengerjakan puasa sunnah di bulan Syaban, para ulama menganjurkan untuk memperbanyak membaca Alquran sejak bulan Syakban sebagai bekal agar kita lebih semangat membaca Alquran di bulan Ramadan. Para ulama juga menganjurkan untuk memperbanyak shalawat, shalat malam, bersedekah dan berdoa.

Kemudian para ulama menganjurkan menjauhi amalan yang tidak ada tuntunan di bulan Syaban atau menjelang Ramadan seperti mengkhususkan bulan Syakban untuk kirim doa pada leluhur mengkhususkan ziarah kubur pada bulan Syaban sebelum masuk Ramadan, dusan atau keramasan sebelum masuk Ramadan. Ini juga tidak perlu dilakukan karena tidak ada tuntunan dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam harus mandi besar sebelum masuk Ramadan.

Abu Bakr Al-Balkhi berkata,

شَهْرُ رَجَبٍ شَهْرُ الزَّرْعِ ، وَشَهْرُ شَعْبَانَ شَهْرُ سَقِيِّ الزَّرْعِ ، وَشَهْرُ رَمَضَانَ شَهْرُ حَصَادُ الزَّرْعِ .

“Bulan Rajab saatnya menanam. Bulan Syakban saatnya menyiram tanaman dan bulan Ramadan saatnya menuai hasil.”

Semoga kita menjadi bagian dari yang mengerjakan amalan penuh berkah di bulan Syaban dan dimudahkan berjumpa dengan bulan penuh berkah, yakni bulan Ramadan. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: rumasyho.com dan kajian islam