Kekeringan di Mana-mana, Shalat Istisqa'! Inilah Panduan yang Diajarkan Rasulullah

Kekeringan di Mana-mana, Shalat Istisqa'! Inilah Panduan yang Diajarkan Rasulullah

Kekeringan di Mana-mana, Shalat Istisqa'! Inilah Panduan yang Diajarkan Rasulullah--

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar untuk melakukan istisqa’ (meminta hujan). Kemudian beliau menghadap kiblat dan merubah posisi rida’nya (yang semula di kanan dipindah ke kiri dan sebaliknya). Lalu beliau melaksanakan shalat dua raka’at dengan menjahrkan bacaannya .”

Syaikh Abu Malik hafizhohullah berpendapat bahwa berdasarkan hadits-hadits di atas, perintah untuk berkhutbah dalam shalat Istisqa' ada kelonggaran, boleh dilakukan sebelum atau sesudah shalat.

3. Hendaknya imam memperbanyak doa sambil berdiri menghadap kiblat, bersungguh-sungguh mengangkat tangan ketika berdoa. Imam juga mengarahkan punggung telapak tangannya ke langit.  Sedang para jamaah dianjurkan untuk mengangkat tangan. Kemudian imam ketika itu mengubah posisi rida’nya (yang kanan dijadikan ke kiri dan sebaliknya).

Disebutkan dalam hadits dari Anas bin Malik, beliau mengatakan,

أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- اسْتَسْقَى فَأَشَارَ بِظَهْرِ كَفَّيْهِ إِلَى السَّمَاءِ.

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melakukan istisqo lalu ia mengangkat punggung tangannya dan diarahkan ke langit.”

Dalil yang menunjukkan bahwa para jamaah juga ikut mengangkat tangan adalah hadits dari Anas bin Malik,

فَرَفَعَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – يَدَيْهِ يَدْعُو ، وَرَفَعَ النَّاسُ أَيْدِيَهُمْ مَعَهُ يَدْعُونَ

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengangkat kedua tangannya untuk berdo’a. Kemudian para jama’ah ketika itu turut serta mengangkat tangan mereka bersama beliau untuk berdoa .”
Anas bin Malik juga mengatakan,

كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – لاَ يَرْفَعُ يَدَيْهِ فِى شَىْءٍ مِنْ دُعَائِهِ إِلاَّ فِى الاِسْتِسْقَاءِ ، وَإِنَّهُ يَرْفَعُ حَتَّى يُرَى بَيَاضُ إِبْطَيْهِ

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa tidak (bersungguh-sungguh) mengangkat kedua tangannya dalam setiap do’a beliau kecuali dalam do’a istisqo’. Ketika itu beliau mengangkat tangan sampai-sampai terlihat ketiaknya yang putih. ”11

4. Membaca doa Istisqa'

Di antara doa istisqa’ yang dibaca adalah:

اللَّهُمَّ اسْقِ عِبَادَكَ وَبَهَائِمَكَ وَانْشُرْ رَحْمَتَكَ وَأَحْىِ بَلَدَكَ الْمَيِّتَ

“Ya Allah, turunkanlah hujan pada hamba-Mu, pada hewan ternak-Mu, berikanlah rahmat-Mu, dan hidupkanlah negeri-Mu yang mati.”

اللَّهُمَّ أَغِثْنَا ، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا ، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا

“Ya Allah, turunkanlah hujan pada kami. Ya Allah, turunkanlah hujan pada kami. Ya Allah, turunkanlah hujan pada kami.”

5. Mengerjakan shalat Istisqa’ sebanyak dua rakaat sebagaimana shalat ‘Ied. Sehingga pengerjaan shalat Istisqa’, pada rakaat pertama ada takbir tambahan (zawaid) sebanyak tujuh kali dan pada rakaat kedua ada takbir rambahan (zawaid) sebanyak lima kali. Bacaan ketika shalat tersebut dijahrkan (dikeraskan).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: