Wonosobo Borong 17 Penghargaan Proklim
PENGHARGAAN. Perwakilan dari Pemerintah Kabupaten Wonosobo saat menerima penghargaan dari KLHK di Gedung Manggala Wanabakti Jakarta Pusat, Selasa (24/10). -istimewa-magelangekspres
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Wonosobo, Endang Lisdiyaningsih juga memberikan apresiasi penuh kepada peserta yang secara berkelanjutan memberikan perhatiannya kepada lingkungan.
Khususnya pada fungsi konservasi pada Daerah Aliran Sungai (DAS) hulu yang menjadi indikator target capaian pembangunan lingkungan, termasuk terlaksananya program Proklim di Wonosobo.
"Daerah yang aktif menjalankan Proklim ini merupakan kawasan desa/kelurahan dan dusun yang terbiasa dalam kesehariannya beradaptasi dan mitigasi terhadap lingkungan. Alhamdulillah Wonosobo bisa borong penghargaan," katanya dalam keterangan tertulis.
Endang berharap agar penghargaan tersebut tidak menjadi puncak kepuasan, justru dapat dijadikan sebagai dorongan untuk terus terlibat ke dalam program-program penyelamatan lingkungan.
Terlebih Kabupaten Wonosobo merupakan daerah geografis dengan tangkapan air baik bagi kelestarian sumberdaya air di wilayah-wilayah sekitarnya.
"Terimakasih atas arahan Pak Bupati, Pak Wakil Bupati, Pak Sekda, semua pihak dan tentunya para penggerak lingkungan. Kita perlu bersama untuk mewariskan bumi ini pada anak cucu kita dengan kondisi kualitas lingkungan yang sama bahkan lebih baik," pungkas Endang.
BACA JUGA:20 Bangunan di Wonosobo Porak-poranda Dihajar Angin Puting Beluing
Lebih lanjut, Menteri LHK Prof Siti Nurbaya dalam sambutanya mengatakan bahwa penghargaan yang diberikan kepada ratusan daerah di Indonesia termasuk Kabupaten Wonosobo, KLHK telah menilai bahwasanya penerima anugerah tersebut mampu mewujudkan program pemerintah dalam hal melestarikan lingkungan.
"Apresiasi ini diberikan sebagai wujud dukungan pemerintah dalam menjalankan program menjaga lingkungan terutama di kemarau panjang tahun ini. Bahkan Badan Perubahan Iklim Uni Eropa, Copernicus Climate Change Service melaporkan bahwa tahun ini akan menjadi tahun paling panas sejak Tahun 1940," kata Menteri LHK, Prof Siti Nurbaya, kemarin.
Diterangkan, Indonesia telah menetapkan arah untuk penurunan emisi gas rumah kaca yang mana pada tahun 2022 lalu, sebagai indikator upaya dalam mengatasi perubahan iklim.
BACA JUGA:Kasus Bunuh Diri di Wonosobo Relatif Rendah
Lebih lanjut disampaikan, upaya pemerintah khususnya melalui NDC yang diperkuat atau Enhanced Nationally Determined Contribution (ENDC) atau upaya-upaya untuk penurunan emisi gas rumah kaca untuk mengatasi kenaikan suhu yang tidak lebih dari 1,5o Celcius.
"Kita telah menetapkan target pengurangan emisi menjadi 31,89 persen dengan kapasitas nasional, dan mencapai 43,2 persen dengan dukungan kerja sama luar negeri," terangnya.
Ia memaparkan bahwa penurunan emisi karbon tersebut diperoleh dari sektor kehutanan sebesar 17,4-25,4 persen, lalu dari sektor energi 12,5-15,5 persen, pertanian 0.32-0,4 persen, industri 0.2-03 persen, dan dari limbah sebesar 1,4-1,5 persen.
"Pemerintah Indonesia telah menyampaikan visi perubahan iklim tahun 2050 dalam dokumen LTS-LCCR 2050, yang memuat tujuan Indonesia menuju Net-Zero Emission 2060 atau lebih cepat antara lain melalui FoLU Net-sink 2030," jelasnya saat memberikan sambutan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: magelang ekspres