Menilik Jembatan Plengkung Pitu di Desa Menoreh, Bekas Saluran Irigasi Peninggalan Belanda!
Jembatan Plengkung Pitu merupakan jembatan bekas peninggalan Belanda yang digunakan sebagai saluran irigasi di Desa Menoreh. -coretan Djawani-youtube
Di samping itu, Jembatan Plengkung Pitu dibangun di atas dua aliran air yang berbeda.
Dimana arus Kali Kluban mengalir dari arah selatan ke utara dan akan bertemu dengan Kali Tangsi di Kedung Lupang Salaman.
Jembatan Plengkung Pitu sering digunakan oleh para penduduk sebagai jalur penyeberangan bagi pejalan kaki serta kendaraan beroda dua.
Namun, Jembatan Plengkung Pitu hanya memiliki lebar 1,5 meter sehingga hanya dapat dilewati oleh satu kendaraan bermotor saja.
Jembatan Plengkung Pitu tidak hanya dikenal sebagai peninggalan Belanda, tetapi juga karena pemandangannya yang mempesona.
BACA JUGA:Talang Londo Magelang: Destinasi Bersejarah yang Jarang Dibahas Tetapi Masih Aktif Sampai Saat Ini
Dari sisi selatan jembatan dapat terlihat pemandangan Pegunungan Menoreh yang berdiri dengan gagah.
Selain itu, dari atas jembatan juga terlihat Puncak Suroloyo, Gunung Kunir, dan Gunung Banyak Akrem.
Pada sekeliling jembatan terdapat pematang sawah di sepanjang pinggir Kali Kluban.
BACA JUGA:Gunung Tidar, Objek Wisata Religi Magelang Dijuluki Paku Tanah Jawa yang Patut Dikunjungi!
Pemandangan Jembatan Menoreh terlihat semakin indah apabila dinikmati di pagi hari atau sore hari.
Untuk melintasi jembatan ini, kamu perlu berhati-hati karena pada sisinya tidak terdapat pagar pembatas serta ukuran jembatan yang relatif tinggi.
Kabarnya, pagar pembatas pada jembatan ini dipotong saat pendudukan Jepang di Indonesia.
BACA JUGA:Ini Alasan Prajurit Nusantara Tidak Memakai Baju Zirah Seperti Ksatria Kerajaan di Eropa
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: