Kenapa Nasi Kucing Dinamakan Nasi Kucing? Berikut Alasannya dan Sejarah Dari Menu Angkringan Nasi Kucing
Nasi kucing yang merupakan menu yang biasa ditemui di angkringan -@gerobakbetawi-screenshot instagram
MAGELANGEKSPRES — Nasi kucing merupakan salah satu jenis makanan yang biasanya tersaji di angkringan.
Nasi kucing ini berupa nasi yang dibungkus dengan menggunakan daun pisang atau kertas yang porsinya cukup sedikit, sekitar 3 atau 5 sendok makan.
Nasinya yang dibungkus dengan daun pisang merupakan ciri khas dari nasi kucing ini.
Isian dari nasi kucing biasanya menggunakan nasi putih yang dicampur dengan sambal teri atau orek tempe.
BACA JUGA:Molen Isi Nanas ? Rekomendasi Kuliner Unik Ini Ada di Muntilan Magelang !
Menu angkringan satu ini biasanya disantap dengan berbagai lauk yang tersedia di angkringan, seperti usus, ampela ati, tahu dan tempe bacem, sate telur puyuh, dan aneka gorengan lainnya.
Sejarah Nasi Kucing
Kemunculan nasi kucing ini berawal dari sejarah hik atau angkringan yang mulai berkembang di wilayah Solo dan Yogyakarta.
Awalnya hik atau angkringan menjual menu terikan yaitu makanan khas Jawa Tengah yang menggunakan kuah kental dengan lauk tempe atau daging.
Selain terikan, pedagang angkringan juga akan menyajikan berbagai macam lauk-pauk mulai dari jadah (ketan) bakar, singkong, getuk, kacang, dan aneka sate.
Aneka lauk tersebut kemudian dimasukkan dalam wadah dari daun pisang yang disebut takir.
Selain terik dan aneka lauk, barulah kemudian ditambah menu nasi kucing.
Kehadiran nasi kucing ini yang malah kemudian menggeser pamor terikan, sehingga kebanyakan angkringan sekarang menjual nasi kucing, aneka lauk, dan aneka minuman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: