Unik! Tradisi Bajong Banyu, Perang Air untuk Menyambut Ramadan di Magelang

MAGELANGEKSPRES -- Tradisi Bajong Banyu di Magelang ini masih dilestarikan di saat jelang bulan Ramadan sampai sekarang.

Memang di Magelang, sebuah kota yang dikenal dengan keindahan alam dan warisan budaya yang kaya, memiliki tradisi unik yang memberikan nuansa tersendiri dalam menyambut bulan suci Ramadan.

Tradisi Bajong Banyu dilakukan oleh warga Dusun Dawung, Desa Banjarnegoro, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Tradisi tersebut berupa upacara yang melibatkan warga setempat dengan tujuan membersihkan diri secara fisik dan spiritual sebelum memasuki bulan Ramadan.

Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi keajaiban tradisi Bajong Banyu dan bagaimana ritual ini menjadi bagian tak terpisahkan dari persiapan spiritual masyarakat Magelang menjelang bulan suci.

BACA JUGA:Tradisi Padusan di Kolam Renang Air Panas Tirta Sambara Tempuran yang Bakal Ramai Menjelang Puasa Nanti

Mengulik Makna dan Asal-Usul Bajong Banyu

Bajong Banyu sendiri adalah istilah dalam bahasa Jawa yang memiliki makna harfiah "perang air." Upacara ini merupakan tradisi yang dipercayai telah berlangsung selama puluhan tahun di Magelang khususnya warga Dusun Dawung dan menjadi bagian tak terpisahkan dari persiapan spiritual menjelang Ramadan.

Asal-usul Bajong Banyu berkaitan erat dengan nilai-nilai kebersihan, kesucian, dan persiapan menuju bulan suci Ramadan yang penuh berkah.

Tradisi tiap tahun ini diawali dengan prosesi pengambilan air di sumber air Sendang Kedawung oleh puluhan warga dan para tokoh ataupun perangkat desa setempat.

Prosesi Pengambilan Air Sendang Kedawung Saat Upacara Bajong Banyu-kompascom-tangkapan layar instagram

Air dari sendang tersebut dibawa menggunakan kendi oleh para tokoh masyarakat  dengan dikawal dengan tarian dan musik tradisional. 

BACA JUGA:Menyambut Bulan Ramadhan, Tradisi Gombrang Jadi Kegiatan Rutin Masyarakat Kebumen

Air yang dianggap suci tersebut dibawa ke tengah-tengah dusun dan dilanjutkan dengan penuangan air ke dalam gentong oleh sesepuh desa yang kemudian di siramkan kepada masyarakat sehingga tradisi ini dinamakan Bajong Banyu atau perang air.

Sumber: