Amalan Muta’addi yang Paling Dicintai Allah, Lebih Dicintai Rasulullah daripada Beriktikaf di Masjid Nabawi

Amalan Muta’addi yang Paling Dicintai Allah, Lebih Dicintai Rasulullah daripada Beriktikaf di Masjid Nabawi

Amalan Muta’addi yang Paling Dicintai Allah, Lebih Dicintai Rasulullah daripada Beriktikaf di Masjid Nabawi--

Misalnya ada saudara kita atau tetangga kita sedang terkena musibah kecelakaan sehingga harus dirawat di rumah sakit.

Maka hendaklah kita membentu sesuai kemampuan kita. Paling tidak membantu meringankan bebannya sehingga tidak membuatnya sedih.

Kalau bisa membantu dengan harta, tenaga dan yang lain tentu lebih baik.

Namun kalau tidak mampu karena kondisi kita juga tidak lebih baik maka paling tidak menjenguk dan mendoakannya. Buatlah orang itu menjadi bahagia dan tak larut dalam kesedian walaupun sedang tertimpa musibah.

BACA JUGA:Mencontoh Empat Amalan Ringan yang Dikerjakan Abu Bakar, Yang Mengerjakan akan Masuk Surga

Dalil-dalil yang menunjukkan bahwa amalan muta’addi itu pahalanya lebih besar dari amalan qaashir.

Yang Pertama

Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَحَبُّ النَّاسِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ , وَأَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى سُرُورٌ تُدْخِلُهُ عَلَى مُسْلِمٍ , أَوْ تَكَشِفُ عَنْهُ كُرْبَةً , أَوْ تَقْضِي عَنْهُ دَيْنًا , أَوْ تَطْرُدُ عَنْهُ جُوعًا , وَلأَنْ أَمْشِيَ مَعَ أَخِ فِي حَاجَةٍ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ أَنْ أَعْتَكِفَ فِي هَذَا الْمَسْجِدِ يَعْنِي مَسْجِدَ الْمَدِينَةِ شَهْرًا

“Manusia yang paling dicintai oleh Allah adalah yang paling memberikan manfaat bagi manusia. Adapun amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah membuat muslim yang lain bahagia, mengangkat kesusahan dari orang lain, membayarkan utangnya atau menghilangkan rasa laparnya. Sungguh aku berjalan bersama saudaraku yang muslim untuk sebuah keperluan lebih aku cintai daripada beriktikaf di masjid ini -masjid Nabawi- selama sebulan penuh.” (HR. Thabrani di dalam Al-Mu’jam Al-Kabir no. 13280, 12: 453. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan sebagaimana disebutkan dalam Shahih Al-Jaami’ no. 176).

Hadist tersebut menjelaskan bahwa memenuhi hajat orang lain lebih Rasulullah cintai dibandingkan dengan amalan iktikaf.

Memenuhi hajat orang lain termasuk amalan muta’addi, lebih besar pahalanya dibanding dengan amalan iktikaf yang merupakan amalan qaashir.

Dalil Kedua

Allah Ta’ala berfirman,

وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ

“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al-‘Ashr: 1-3).

Dalil Ketiga

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: