Pengecualian, Muslim Boleh Buka Aib Seseorang Khusus untuk Masalah Ini
Ilustrasi membuka aib seseorang menurut Islam-IST-MAGELANG EKSPRES
Dari Abu Barzah Al-Aslami, dia berkata, Rasulullah Saw bersabda, “Wahai orang- orang yang beriman dengan lisannya, tapi keimanannya belum masuk ke dalam hatinya, janganlah kalian mengumpat seorang muslim dan jangan pula mencari-cari kesalahannya. Sebab siapa saja yang mencari-cari kesalahan orang lain, maka Allah akan mencari-cari kesalahannya. Maka siapa saja yang Allah telah mencari-cari kesalahannya, Allah tetap akan menampakan kesalahannya meskipun ia ada di dalam rumahnya”. (HR Abu Dawud)
Dalil dari Al-Qur’an dan hadis di atas menunjukkan bahwa menutup aib orang lain akan jauh lebih baik, daripada kita mengumpat dan mencari-cari cela kesalahannya.
Menutup Aib Orang Lain, Hindarkan Lisan dari Dosa Ghibah
Dalam surah Al-Hujurat ayat 12, dinyatakan bahwa menutupi aib orang lain, melakukan ghibah, atau menggunjing merupakan dosa yang sangat besar. Meskipun informasi yang disampaikan mungkin benar, jika hal tersebut menyakiti dan mempermalukan sesama Muslim, maka itu sama halnya dengan memakan bangkai saudara sendiri. Jika informasi yang disampaikan ternyata salah, maka kita telah terjerumus dalam dosa fitnah, yang lebih kejam daripada pembunuhan.
BACA JUGA:Makna Lagu Gala Bunga Matahari dari Sudut pandang Ayat Al-Quran!
Nabi Muhammad Saw bersabda, “Tahukah kalian apa itu ghibah?”
Lalu sahabat berkata, “Allah dan rasul-Nya yang lebih tahu,”
Rasulullah bersabda, “Engkau menyebut saudaramu tentang apa yang dia benci.”
Beliau ditanya, “Bagaimana pendapatmu jika apa yang aku katakan benar tentang saudaraku?”
Rasulullah bersabda, “Jika engkau menyebutkan tentang kebenaran saudaramu maka sungguh engkau telah ghibah tentang saudaramu dan jika yang engkau katakan yang sebaliknya maka engkau telah menyebutkan kedustaan tentang saudaramu”. (HR Muslim)
BACA JUGA:Mukmin Harus Bangga dengan Hari Jumat, Hari Terbaik untuk Umat Terbaik
Individu yang menjadi sasaran gosip atau ghibah akan mengalami kesulitan dalam menjalani interaksi sosial secara baik dan normal. Terlebih lagi, jika mereka terkena fitnah, sikap masyarakat di sekitarnya akan mengalami perubahan yang signifikan.
Dalam riwayat Imam Ahmad dan Thabrani, terdapat hadis yang diceritakan oleh Ya’la bin Siyabah, yang mengisahkan bahwa Rasulullah Saw pernah melewati sebuah kuburan di mana penghuninya sedang mengalami siksaan. Kemudian, beliau bersabda, “Sesungguhnya mayit ini banyak memakan daging orang lain (ghibah).”
Dalam riwayat lain, Rasulullah Saw bersabda, “Orang tersebut menyakiti orang dengan lisan dan terus melakukan ghibah.” (HR Ibnu Hibban)
Usaha untuk menutupi kesalahan orang lain mendorong kita untuk belajar menghargai kekurangan yang dimiliki oleh orang lain. Mengingat aib diri sendiri tanpa perlu memikirkan kelemahan yang ada pada saudara seiman kita.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: