Nyadran Jumat Kliwon di Temanggung: Tradisi Sakral Jelang Ramadan yang Dinanti Warga!

Nyadran Jumat Kliwon di Temanggung: Tradisi Sakral Jelang Ramadan yang Dinanti Warga!

KHIDMAT. Sejumlah warga desa di Kecamatan Temanggung dengan khidmat mengikuti prosesi nyadran. -SETYO WUWUH-TEMANGGUNG EKSPRES

TEMANGGUNG, MAGELANGEKSPRES.ID - Jumat Kliwon di bulan Ruwah dalam kalender Jawa menjadi hari yang dinanti-nantikan oleh masyarakat Kabupaten Temanggung, khususnya umat Muslim.

Pada hari tersebut, warga menggelar tradisi nyadran atau selamatan desa sebagai ungkapan rasa syukur atas rezeki yang berlimpah dan umur panjang sebelum memasuki bulan suci Ramadan.

Tradisi nyadran digelar di berbagai desa, seperti Desa Lungge di Kecamatan Temanggung, Desa Ngropoh di Kecamatan Kranggan, serta Dusun Demangan di Desa Candimulyo, Kecamatan Kedu.

BACA JUGA:Generasi Z Diajak Kenal Tradisi Nyadran: Warisan Budaya yang Wajib Dilestarikan

Selain ketiga desa ini, banyak daerah lain di Temanggung yang turut melestarikan tradisi ini setiap Jumat Kliwon di bulan Ruwah.

Ritual dan Keunikan Setiap Desa

Setiap desa memiliki cara tersendiri dalam melaksanakan nyadran.

Ada yang memulainya dengan doa di makam leluhur, lalu dilanjutkan dengan pertunjukan kesenian tradisional.

Di Dusun Demangan, misalnya, terdapat kepercayaan bahwa makanan yang akan dibawa dalam prosesi nyadran tidak boleh dicicipi saat dimasak.

BACA JUGA:Nyadran Kali Kembali Digelar, 2 Tahun Vakum Karena Pandemi

Nyadran umumnya digelar di area pemakaman desa sebagai pengingat bagi masyarakat untuk selalu bersyukur atas umur panjang dan kesempatan menjalankan ibadah Ramadan. 

Warga membawa berbagai sajian, seperti tumpeng, ingkung ayam jantan, daging kambing, serta aneka jajanan pasar sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT.

"Kami tidak menyembah leluhur, sembahan kami tetap Allah SWT. Nyadran yang dilakukan di makam ini adalah pengingat bagi yang masih hidup," ujar Romidi, juru kunci makam Demangan.

BACA JUGA:Nyadran di Tlahab Berharap Pandemi Berakhir

Momentum Berkumpul dan Menjaga Tradisi

Selain sebagai bentuk syukur dan doa untuk para leluhur, nyadran juga menjadi momen penting bagi warga perantauan untuk pulang kampung dan berkumpul dengan keluarga besar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: temanggung ekpsres