Asal Usul Grebeg Kupat, Tradisi Magelang yang Penuh Makna

Asal Usul Grebeg Kupat, Tradisi Magelang yang Penuh Makna

Grebeg Ketupat merupakan sebuah tradisi yang diselenggarakan setiap tanggal 7 Syawal atau hari ke-7 setelah perayaan Idulfitri-@ninggali_jejak-INSTAGRAM

MAGELANGEKSPRES.ID - Grebeg Kupat merupakan sebuah tradisi yang diselenggarakan setiap tanggal 7 Syawal atau hari ke-7 setelah perayaan Idulfitri.

Tradisi ini konon dikenalkan oleh Sunan Kalijaga sebagai bentuk rasa syukur atas terjalannya ibadah puasa di bulan Ramadan.

Tujuannya sendiri yaitu untuk mewujudkan sikap saling memaafkan hingga menerima perbedaan antar sesama warga.

BACA JUGA:Syawalan, Gelar Grebeg Ketupat dan Kembul Bujono

Karenanya tradisi di Magelang ini menjadi ajang yang paling ditunggu-tunggu masyarakat sekitar di setiap tahunnya.

Asal Usul Grebek Kupat

Tradisi yang juga dikenal sebagai Grebeg Syawalan atau Tradisi Kupatan tersebut memiliki makna filosofis yang cukup mendalam.

Melansir Buku Grebeg Ketupat Jimbung karya produksi Sendratani Kolosal, bahwa kata "Grebeg" diambil dari kata "Gumbrebeg" yang berarti riuh atau sedang dikerjakan bersama-sama atau merujuk pada kata prosesi.

BACA JUGA:Sungkem Tlompak, Tradisi H+5 Lebaran Warga Pakis Magelang yang Masih Lestari Hingga Kini

Sedangkan menurut laman Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, kata "Grebeg" bermakna kebersamaan dan kompetisi antar masyarakat setempat.

Begitupun makna "Ketupat" yang secara filosofis diartikan sebagai "Ngaku Lepat" dalam Bahasa Jawa yang berarti mengakui kesalahan.

Selain itu ketupat juga diartikan sebagai empat “L”, yaitu "Lebar" atau telah selesai beribadah puasa, "Luber" yakni mudah memafkan terhadap sesama, "Lebur" atau saling memaafkan, dan "Labur" yang memiliki arti kembali putih.

BACA JUGA:Melihat Lebih Dekat Tradisi Metokke Selawenan di Pakis Kabupaten Magelang

BACA JUGA:Tradisi Srobong Gobang: Harapan Petani Tembakau Lereng Sumbing untuk Panen Melimpah di 2025

Sedangkan janur atau daun kelapa yang membungkus ketupat merupakan kependekan dari kata “jatining nur” yang bermakna hati nurani.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: