Wonosobo Kawal Pengentasan Kemiskinan Melalui Budaya

BUDAYA. Pentas budaya Barisan Hokya mengisi seminar "Pengentasan Kemiskinan dengan Budaya Kearifan Lokal" di kompleks Lapangan Desa Beji Arum, Kecamatan Kertek, Wonosobo.-AGUS SUPRIYADI-WONOSOBO EKSPRES
WONOSOBO, MAGELANGEKSPRES.ID – Budaya bukan sekadar peninggalan masa lalu.
Namun memiliki aspek yang luas untuk menggerakkan kekuatan sosial dan ekonomi masyarakat.
Hal tersebut terungkap dalam seminar bertajuk “Pengentasan Kemiskinan dengan Budaya Kearifan Lokal” yang digelar di Gedung Serbaguna Desa Beji Arum, Kecamatan Kertek, Kabupaten Wonosobo, belum lama ini.
BACA JUGA:Angkat Tembakau Garangan Tieng Jadi Aset Budaya Desa
Ketua DPRD Provinsi Jawa Tengah, Sumanto, mengatakan bahwa budaya merupakan modal penting dalam membangun kesejahteraan masyarakat.
Kekayaan budaya di Jawa Tengah, termasuk di Wonosobo, bisa menjadi pengungkit ekonomi yang berdampak langsung pada pengentasan kemiskinan.
“Kita harus membangun Indonesia dengan budaya kita sendiri. Jangan sampai suatu saat nanti kita kehilangan jati diri bangsa,” ujarnya.
BACA JUGA:Grebeg Suran Lintas Agama dan Budaya Sarana Perekat Umat
Menurutnya Barisan Hokya di Wonosobo sebagai bentuk seni tradisi yang mampu menjadi motor penggerak ekonomi lokal.
Kegiatan budaya yang dikelola dengan baik, menurutnya, bisa memberdayakan pelaku UMKM, seniman, hingga masyarakat sekitar.
"Sinergi antara pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten agar budaya tak hanya hidup dalam seremoni, tetapi juga memberi manfaat ekonomi konkret," imbuhnya.
BACA JUGA:Wisata untuk Dongkrak PDRB, Konsisten Perbanyak Even Budaya
Dijelaskan bahwa salah satu fokus Komisi E DPRD Jateng adalah menaikkan kelas pelaku UMKM dengan memperkuat identitas budaya lokal sebagai daya tarik produk mereka.
“Jika dikembangkan dengan strategi yang tepat dan berpihak pada masyarakat kecil, maka sektor budaya dan ekonomi bisa tumbuh bersama,” tambahnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: wonosobo ekspres