Mengulik Sejarah Kelam Dibalik Ikoniknya Jembatan Blondo di Wisata Rafting Sungai Elo

MAGELANGEKSPRES.ID - Rafting Sungai Elo menjadi wisata Magelang yang ikonik dengan Jembatan Blondo nya.

Sesuai dengan namanya, Jembatan Blondo dahulunya merupakan jalur perlintasan kereta api dari peninggalan Belanda.

Tepatnya melalui Stasiun Blondo, Kecamatan Mungkid yang menghubungkan kereta api jalur Magelang - Yogyakarta.

BACA JUGA:Sejarah Sungai Elo Magelang hingga Menjadi Wisata Rafting Terpopuler!

Dimana hal tersebut bermula pada tahun 1898, perusahaan swasta Belanda yang bernama Nederlands Indische Spoorweg Maatschappij (NIS) mendirikan Stasiun Magelang yang menghubungkan jalur Magelang - Yogyakarta.

Melansir Komunitas Kota Toea Magelang, adapun stasiun di sepanjang jalur Magelang hingga perbatasan Yogyakarta adalah Stasiun Magelang Kota, Magelang Pasar, Banyurejo, Mertoyudan, Japonan, Blondo, Blabak, Pabelan, Muntilan, Dangeyan, Tegalsari, dan Semen.

Namun di masa beroperasinya, jalur kereta api di Jembatan Blondo pernah mengalami sebuah kecelakaan yang cukup tragis.

BACA JUGA:Rafting Sungai Elo Magelang Wisata yang Aman untuk Anak-anak hingga Orang Dewasa!

Peristiwa kecelakaan kereta api tersebut terjadi pada tahun 1943 yang memakan ratusan korban.

Hingga dipenghujung tahun 70-an, stasiun-stasiun tersebut resmi ditutup dan disamping jalur kereta api Jembatan Blondo kini dialokasikan sebagai jalan raya Magelang - Yogyakarta.

Akan tetapi peristiwa naas kembali terjadi pada tahun 1981.

BACA JUGA:Uji Adrenalinmu Berpetualang dengan Arung Jeram Sungai Elo yang Sudah Terkenal Menantang di Magelang

Jalan raya Jembatan Blondo menjadi saksi bisu atas kecelakaan Bus Sumber Waras dengan Mobil Mitsubishi Colt Station atau Clot T yang menewaskan 35 orang.

Hingga timbulah desas-desus adanya penampakan gaib yang berupa hantu tanpa kepala.

Sumber: