KASIHAN! Gegara Tak Punya Lapangan Representatif, 7 Pebulutangkis Wonosobo Eksodus Bela Daerah Lain

Akan tetapi jika kejuaraan di tingkat provinsi, atlet-atlet tersebut bisa ditarik kembali untuk bisa membela tanah kelahirannya, Wonosobo.

Namun harus mempertimbangkan ketentuan-ketentuan berlaku.

"Karena mereka pindah status atletnya, mereka tidak bisa ikut kejuaraan kabupaten. Tapi kalau Porprov misalnya, sepertinya masih bisa kita tarik. Asalkan dia belum pindah kependudukan, atau identitas di KK atau KTP masih beralamat Wonosobo," jelasnya.

BACA JUGA:Pantauan Udara Arus Lalu Lintas Dieng Wonosobo Macet Total Jelang Libur Nataru

"Kan mereka ada yang pindah karena sambil sekolah di daerah lain, jadi pindahnya cuma pindah klub, bukan pindah mukim tetap. Tapi kalau dia pindah sekaligus mengubah kependudukan identitas, maka kita sudah tidak punya hak lagi," tambahnya.

Menurut Edi Sugiarto, olahraga bulu tangkis perlu mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah setempat.

Ia menilai, pemenuhan sarpras bagi atlet dapat membentuk mental juara.

"Saya pernah dengar ketika atlet kita main di daerah lain, sudah loyo karena kita tidak biasa latihan di tempat gede seperti di kota lain. Penting sekali karena pengaruhnya ke mental anak-anak kita," terangnya.

BACA JUGA:Daftar Tanggal Merah, Libur Nasional, dan Cuti Bersama di Kalender Tahun 2024, Wajib Dicatat!

Edi berharap, ke depan Pemda dapat segera memenuhi kebutuhan dasar bagi atlet. Selain untuk mendorong semangat pemain di lapangan, juga agar tidak ada lagi atlet yang angkat kaki dari tanah kelahirannya.

Ia mengungkapkan, sejumlah atlet yang pindah itu masih usia di bawah 14 tahun.

Perpindahannya pun tidak saat sedang atau setelah mewakili Wonosobo di ajang provinsi.

Sehingga ia menganggap, keputusan atlet tak dapat diganggu.

"Kita tidak bisa apa-apa. Karena kita sadar belum bisa memberikan fasilitas terbaik," katanya.

BACA JUGA:Viral! Antrean Warung Kopi Klotok Membludak Hingga ke Jalan di Libur Nataru, Ini Videonya

Sumber: magelang ekspres