Jadi Ikon Internasional, Balon Udara Wonosobo Tradisi Lebaran yang Sudah Berusia Seabad Lamanya

Jadi Ikon Internasional, Balon Udara Wonosobo Tradisi Lebaran yang Sudah Berusia Seabad Lamanya

ILUSTRASI. Balon udara setiap Lebaran di Wonosobo ternyata sudah menjadi tradisi sejak seabad lalu.-IST-WONOSOBO EKSPRES

Akhirnya penerbangan balon udara yang saat itu hanya menjadi hiburan sederhana pasca-Lebaran diubah menjadi acara festival utama yang rutin diselenggarakan setiap hari jadi Kabupaten Wonosobo.

BACA JUGA:Ada 80 Balon Udara Liar di Jateng, LPPNPI: Wonosobo Termasuk di Dalamnya

Pertama kali festival digelar pada 24 Juli tahun 2005 dan menjadi yang terbesar.

Bahkan festival ini pernah menyambet dua rekor MURI sekaligus, yaitu rekor balon udara tradisional terbanyak dan rekor balon udara terbesar pada tahun 2006.

Namun perjalanan festival ini tidak berjalan mulus pada 2015.

BACA JUGA:Pohon Beringin Tua Tumbang, Jalur Dieng Lumpuh Total

Sebab, festival balon tradisional yang rencananya akan dilakukan di Stadion Kali Anget terpaksa gagal karena dinilai mengganggu penerbangan pesawat.

Akhirnya disepakati batasan jarak terbang balon udara dan penerbangan balon yang harus ditambatkan ke tanah agar tak terbang bebas ke langit.

Festival ini baru kembali terselenggara lagi mulai 2017.

BACA JUGA:AKBP M Kasim Akbar Bantilan Jabat Kapolres Wonosobo

Seperti halnya Lebaran tahun ini lapangan Randumas di Desa Semayu, Kecamatan Selomerto, Wonosobo pada Rabu 2 April 2025 pagi sudah dipadati ribuan warga.

Tampak di antara mereka sekelompok pemuda berkostum pahlawan Super Power Rangers dan Spider-Man yang mengusung balon udara.

Termasuk sejumlah peralatan pendukung seperti kompor, beberapa gulungan tali, dan bass drum untuk alat sumber bunyi tim penyemangat.

BACA JUGA:Wujudkan Kenyamanan Pemudik di Wonosobo, Dirikan 5 Posko Terpadu

Bukan tanpa alasan mereka begitu bersemangat.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: wonosobo ekspres

Berita Terkait