MAGELANGEKSPRES.COM,PURWOREJO - Uji Gelar Workshop Ketroprak Millenial dihelat oleh Komite Teater Dewan Kesenian Purworejo (DKP) di Gedung Kesenian Sarwo Edhie Wibowo Purworejo, Sabtu (14/12) malam. Even yang mendapat dukungan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) tersebut menjadi penggugah generasi milenial untuk kembali menggeliatkan Ketoprak yang kini kian sulit dijumpai. Uji Gelar menampilkan 2 lakon Ketoprak, yakni “Sinuhun Prabangkara” oleh siswa SMAN 2 Purworejo dan “Kembang Tanah Wetan” oleh gabungan seniman Purworejo. Ratusan penonton yang hadir juga disuguhi pertunjukan Karawitan oleh Sanggar Laras Siwi SDN Kroyo Lor. Ketua Komite Teater DKP selaku ketua penyelenggara, Agus Pramono, menyebut bahwa Uji Gelar merupakan tindak lanjut dari Workshop Ketoprak yang diadakan Komite Teater DKP di SMP Muhammadiyah Purworejo pada 2 November 2019. Peserta yang terlibat berasal dari kalangan guru, pelajar, serta seniman lintas generasi dan disiplin seni. Selama sehari, peserta mendapatkan berbagai materi dari Agus Pramono serta dua seniman asal Jogjakarta, Purwadmadi dan Bondan Nusantara. Baca juga Longsor di Wonosobo, Satu Orang Tewas, Dua Luka Serius “Workshop diikuti sekitar 98 peserta. Kemendikbud ternyata mengetahui acara tersebut dan turut mendorong serta memfasilitasi untuk Uji Gelar Worskhop ini,” sebutnya. Menurut Agus, Uji Gelar menjadi ajang untuk menggeliatkan Ketoprak di kalangan milenial. Pasca Uji Gelar Ketoprak diharapkan dapat kembali bangkit di Purworejo dengan adanya Paguyuban Purwo Budoyo yang beranggotakan seniman lintas generasi. “Gabungan seniman Purworejo yang malam ini tampil akan menyatu dalam wadah paguyuban. Dalam waktu dekat akan kita tindaklanjuti dengan pengukuhan dan penataan sistem organisasi. Lalu diupayakan nantinya dapat pentas keliling kecamatan-kecamatan,” jelasnya. Uji Gelar disaksikan Kasubdit Program Evaluasi dan Dokumentasi Direktorat Kesenian Kemendikbud RI Kuat Prihatin, Kepala Dinparbud Agung Wibowo, Ketua DKP Angko Setiyarso Widodo, serta para guru yang tergabung dalam MGMP Bahasa Jawa. Angko Setiyarso saat sambutan mengungkapkan bahwa Ketoprak pernah mengalami masa kejayaan di Kabupaten Purworejo. Bahkan, pagelaran Ketoprak yang selalu dibanjiri penonton saat itu tak jarang mendatangkan keuntungan bagi penyelenggara. Namun, Ketoprak kian sulit dijumpai sejak sekitar 27 tahun silam. “Dulu Ketoprak seperti ini bisa kita saksikan di mana-mana, tapi sekarang sudah sangat jarang. Malam ini saya sangat senang karena ada adik-adik kita yang mau memainkannya,” ungkapnya. Baca Juga DPRD Kota Magelang Dukung Lelang Terbuka di Kawasan Bekas MT Apresiasi senada disampaikan oleh Kuat Prihatin. Pihaknya mengakui kurangnya minat masyarakat untuk melestarikan seni tradisional Ketoprak. Karena itulah, Kemendikbud terus mendorong sekolah-sekolah serta berbagai kalangan masyarakat untuk turut berkiprah. Kemendikbud memiliki kegiatan gerakan seniman masuk sekolah. Tahun ini ada 1.344 seniman yang mengajarkan kesenian melalui ekstra kurikuler. Untuk wilayah Jateng ada sekitar 5 Kabupaten, antara lain Pati Purbalingga, Kebumen, dan Boyolali. Di sejumlah Kabupaten itu juga ada pembelajaran Ketoprak. “Saya kira teater di sekolah-sekolah ini cukup hidup, seperti di SMA 2, SMA 1, SMA 7. Dan ini menjadi gambaran sekolah-seluruh Indonesia, seperti di Jambi kemarin saya saksikan juga bagus. Hari ini kita senang meski baru uji gelar anak-anak bisa menampilkan Ketoprak yang luar biasa,” tandasnya. (top)
DKP Gugah Milenial Geliatkan Ketoprak di Purworejo
Selasa 17-12-2019,03:28 WIB
Editor : ME
Kategori :