Penambang Pasir Temukan Candi, Warga Sawangan Gelar Ritual Bakti Alam

Jumat 02-10-2020,02:19 WIB
Editor : ME

MAGELANGEKSPRES.COM,MAGELANG - Sejumlah warga melakukan ritual di lokasi penemuan candi yang diduga merupakan bangunan pentirtaan masa lampau. Lokasinya di Dusun Windusabrang, Desa Wonolelo, Sawangan, Magelang. Tepatnya di sebuah kawasan pertemuan hulu Sungai Pabelan dengan aliran Sendang Songo dan Sendang Umbul/Tirta Nirmala, Kamis (1/10/2020). Sesajen ditata di depan candi, kemudian pemimpin ritual memulai dengan menaburkan bunga-bunga di lokasi penemuan candi. Beberapa orang duduk berhadapan dengan candi tersebut dan mengucapkan salam serta doa. Para penambang pasir di sekitar lokasi penemuan candi pun turut mengikuti ritual. Usai mengucapkan doa, pemimpin ritual menyiramkan air atau jamasan pada dua kemuncak candi yang juga berhasil ditemukan. Pemimpin ritual sekaligus sesepuh adat penghayat Pahoman Sejati, Ki Rekso Jiwo mengatakan acara tersebut bernama ritual bakti alam. Yakni ritual sebagai ajakan agar masyarakat setempat turut menjaga kelestarian candi yang merupakan warisan nenek moyang. \"Sesaji bekti alam untuk mensyukuri adanya kuasa Tuhan yang diberikan kepada warga di Dusun Windusabrang. Masih diberikan pengetahuan warisan peninggalan (nenek moyang-red),” ucapnya. Salah satu peserta ritual bakti alam, Agung Nugroho, mengatakan bahwa ritual tersebut untuk menyampaikan syukur dan menyampaikan bakti kita. \"Ritual ini terkait penemuan situs yang sementara tim BPCP Jateng menduga ini candi yang bentuknya pentirtaan di kawasan hulu Sungai Pabelan, Dusun Windusabrang, Desa Wonolelo, Sawangan, Magelang,” ungkap Agung. Adapun candi tersebut ditemukan secara tidak sengaja oleh penambang pasir di Dusun Windusabrang, Desa Wonolelo, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang, Ginut (40), yang merupakan warga setempat. Menurut Ginut, ini merupakan pengalaman pertamanya menemukan sebuah candi, sejak tiga tahun bekerja sebagai penambang pasir. Sayangnya, dirinya tidak mengingat pasti tanggal penemuan candi tersebut. “Saya lupa, tapi kira-kira sebulan lalu,” ungkap Ginut. Baca juga Adaptasi Kebiasaan Baru, Pokdasrwis Digembleng Kala itu, Ginut sedang mencari pasir dan menemukan beberapa bongkahan batu yang tersusun di kedalaman satu meter dari atas tanah. Lalu batu itu dbersihkan. Selain itu, beberapa batu ada yang terpisah, kemudian dikumpulkan. Ada pula empat kemuncak ditemukan, dan sempat di bawa kerumah warga untuk diamankan. Dirinya pun bingung akan melapor kemana, sehingga hanya berpesan kepada teman-temannya untuk membantu memelihara situs candi itu. Adapun Pemilik lahan, Bukari tidak akan menjual batu-batu yang diduga bagian dari candi. Meski situs bersejarah itu ditemukan di lahannya yang sudah bersertifikat. “Lahan ini milik sendiri, sudah turun temurun,” tutur Bukari. Dari total lahan warisan orang tua Bukari seluas 2,5 hektare yang diberikan kepada dirinya dan saudaranya, baru di area itu saja yang ditemukan candi. Selebihnya berupa pasir dan batu. Adapun kegiatan penambangan pasir secara manual masih berjalan.(cha)

Tags :
Kategori :

Terkait