Produksi Beras Bulan Juni Diprediksi Surplus 6,4 Juta Ton

Senin 11-05-2020,04:00 WIB
Editor : ME

MAGELANGEKSPRES.COM,JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) menyampaikan apa yang disampaikan pengamat pangan dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) tak tepat soal stok beras tak cukup hingga akhir tahun 2020. Dalam keterangan tertulisnya, Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementan Agung Hendriadi dalam prediksi INDEF ada kekeliruan. \"Berita ini narsumnya kurang memahami. Dalam sejarah tidak pernah ada bulan kita tidak berproduksi. Selalu ada produksi walaupun kurang dari kebutuhan per bulan 2,2 jt ton,\" katanya, kemarin (10/5). Lebih jauh Agung menjelaskan, kendati pada bulan November 2020 hingga Februari 2021 merupakan bulan yang sulit, namun akan tetap ada produksi beras minimal sebanyak 1 juta ton. \"Dalam kondisi tersulit kita bisa produksi sampai 1 juta ton. Kalau 4 bulan berarti butuh tambahan 4,8 juta ton. Bulan sulit bagi kita rata-rata November, Desember, Januari, Februari,\" papar Agung. Agung meyakini, adanya panen raya pada bulan Maret yang diperkirakan surplus 6,4 juta ton. Maka, pada bulan Novemver, Desember, Januari, dan Februari akan bisa dipenuhi. Perkiraan ini dihitung berdasarkan kebutuhan konsumsi bulanan, dan stok yang ada. \"Kalau stok akhir September berkisar 7 ton, maka akan aman sampai dengan Februari, bahkan untuk 5 bulan ke depannya, dan Maret biasanya sudah panen,\" ucap Agung. Sementara itu, Pengamat Pertanian dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Khudori menyarankan, Perum Bulog segera menggelontorkan stok beras impor mengingat akan masuk musim panen raya. Menurut dia, semakin banyak beras yang dikeluarkan Bulog, akan semain besar kapasitas gudang untuk menyimpan stok gabah baru. \"Ini peluang Bulog untuk serap gabah di musim panen raya karena kalau enggak maksimal, ke depannya akan berat untuk bisa menambah stok,\" kata dia. Khudori juga menekankan, beras yang harus dikeluarkan adalah stok impor yang sudah berusia dua tahun. Data dari Bulog, total stok beras impor di Bulog mencapai 600 ribu ton dari total stok Bulog 1,4 juta ton. “Harus ada pergerakan stok di Bulog terutama beras sisa impor tahun 2018,” ujar dia. Sebelumnya, pengamat Indef Rusli Abdullah memprediksi stok beras dalam negeri hanya cukup hingga akhir tahun 2020, sebelum panen raya di Maret 2020. Ia menyebutkan, stok beras akan aman jika surplus 8 juta ton untuk konsumsi selama tiga bulan ke depan sambil menunggu masa panen di bulan Maret 2020. Menurutnya, sebagai upaya antisipasi harus ada diversifikasi dari konsumsi beras menjadi kedelai, sagu, dan singkong.(din/fin)

Tags :
Kategori :

Terkait