KOTA MAGELANG - Syekh Subakir, tokoh terkenal penyebar agama Islam generasi pertama yang datang dari Kesultanan Utsmani di Pulau Jawa selama ini divisualisasikan wajahnya mirip perawakan keturunan Jawa.
Hal itu terlihat dari lukisan-lukisan Syekh Subakir konvensional yang mudah didapatkan dari toko online maupun offline.
Namun, wajah Syekh Subakir berdasarkan penglihatan mata batin perupa “spesialis makhluk astral” Gus Sholeh Pati, tampak begitu berbeda.
Syekh Subakir divisualisasikan memiliki usia lebih tua, dengan kerutan wajah yang terlihat dan rambut serta jenggot yang sudah beruban.
Cara Gus Sholeh memvisualisasikan Syekh Subakir tergolong berani, karena tidak ada kemiripan sama sekali dengan lukisan-lukisan Syekh Subakir konvensional.
Syekh Subakir digambarkan dengan perawakan wajah oval kumis panjang dan jenggot panjang. Mengenakan sorban dan jubah putih, Gus Sholeh memberi penegasan lukisan Syekh Subakir versinya, punya hidung yang mancung serta mata khas keturunan Persia dan Arab.
”Berbeda kan, dibanding lukisan (Syekh Subakir) yang selama ini kita ketahui?” kata Gus Sholeh usai pembukaan Pameran Lukisan Tokoh dan Pahlawan Magelang di Hotel Atria, Kota Magelang, akhir pekan lalu.
Gus Sholeh yang sukses menarik perhatian masyarakat kala melukis sosok Badarawuhi, tokoh ikonik dari Film KKN di Desa Penari, memang terkenal memiliki kemampuan memvisualisasikan bentuk berdasarkan mata batinnya.
Di Magelang, dia tak hanya memamerkan lukisan Syekh Subakir.
Tokoh pahlawan lain seperti Pangeran Diponegoro, KRMT Harjo Koesoemo atau Kyai Langgeng, Kyai Dudan, dan tokoh ternama lain karyanya juga dia tampilkan.
Perjalanan Gus Sholeh memvisualisasikan wajah pahlawan Magelang itu tidak sebentar. Sebelumnya, dia harus melakukan penelusuran spiritual.
Dia ditemani tokoh agama asal Kota Magelang, Henri Yuni Susanto alias Gus Henk, dan Gus Zaki, asal Pondok Pesantren Dudan, Tidar Utara.
Mereka melakukan perjalanan spiritual dimulai dari Gunung Tidar, Museum Diponegoro, Kantor Disporapar Kota Magelang, Makam Kyai Dudan, Masjid Agung Kauman, Goa Jepang di Cacaban, dan tempat-tempat lainnya.
Gus Sholeh yang menjadi tokoh sentral dalam tayangan “Mister Tukul Jalan-jalan” tertarik menguak hal-hal magis di Magelang. Ia mengaku masih dihantui rasa penasaran, saat dirinya menjalani shooting tayangan itu beberapa tahun silam.
“Untuk mengisi pameran lukisan di Hotel Atria ini, kami melakukan perjalanan spiritual selama dua bulan di Magelang. Ternyata kami juga menemukan fakta-fakta baru. Meskipun kalau ditarik secara realistis, temuan ini terkesan konyol dan fiktif. Salah satunya, makam Pangeran Diponegoro itu ada di Kota Magelang, bukan di Sulawesi,” ujarnya.