MAGELANG, Antusiasme masyarakat Kota Magelang mengikuti vaksin Covid-19 ketiga atau penguat masih tergolong rendah. Hingga saat ini, baru tercatat 46.592 orang atau 45 persen dari target.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Magelang, dr Istikomah mengatakan, dibandingkan dengan cakupan vaksinasi dosis kedua, perbedaannya sangat kentara. Sejauh ini, ada 138.947 warga atau 142 persen dari target 98.184 sudah mendapatkan vaksinasi dosis kedua.
”Memang ada penurunan ketika vaksinasi dosis ketiga kita gencarkan. Terhitung sejak awal tahun 2022 sampai sekarang, baru terealisasi separuh dari target,” kata dr Istikomah, Jumat (22/7).
Dia menjelaskan, pelayanan vaksinasi Covid-19 saat ini masih terus dilakukan di beberapa sentra vaksinasi. Akan tetapi, antusiasme masyarakat mengikuti vaksinasi terutama dosis ketiga atau penguat masih kurang terlihat.
”Puskesmas masih terus melayani vaksinasi Covid-19, dan vaksin juga tersedia banyak sebenarnya,” ujarnya.
Menurutnya, banyak faktor yang memengaruhi rendahnya vaksinasi penguat ini. Tidak sedikit, warga yang khawatir jatuh sakit kalau mendapat vaksin dosis ketiga.
”Mereka tahunya dapat pengalaman dari orang lain yang sudah dibooster tapi justru merasa sakit badannya, tidak enak. Padahal, efek samping vaksin itu beda-beda. Banyak juga yang baik-baik saja, tergantung imunitas masing-masing individu,” jelasnya.
Faktor lain, karena proses skrining dosis ketiga lebih ketat dibanding dosis pertama dan kedua. Seperti lansia dan anak-anak yang memiliki kecenderungan tertentu, kata dia, tidak diperkenankan mengikuti program vaksinasi dosis ketiga.
”Masyarakat rentan dan pemilik penyakit penyerta, tidak bisa divaksin. Ini juga mengurangi jumlah penerima vaksin dosis ketiga,” katanya.
Melihat kenyataan ini, Ketua Harian Satgas Penanganan Covid-19 Kota Magelang, Joko Budiyono akan meninjau rencana pemberlakuan dosis ketiga sebagai syarat tertentu sesuai aturan dari Pemerintah Pusat.
”Tetapi sekarang kita akan petakan dulu, alasan apa sehingga antusias masyarakat mendapatkan vaksin booster ini cukup rendah. Kalau memang faktor kesehatan, ya tidak bisa apa-apa. Tapi kalau itu faktor keengganan masyarakat, kita akan gencarkan lagi sosialisasinya,” ungkapnya.
Joko menilai, cakupan 45 persen vaksinasi booster sebagian besar disumbangkan para pekerja, karyawan, ASN, tenaga kesehatan, dan masyarakat usia produktif di Kota Magelang. Namun, melihat kasus Covid-19 yang merangkak lagi, pihaknya akan mendorong lagi masyarakat bisa mendapatkan vaksin booster. (wid)