"Ratusan lebih, tapi bentuk temuannya bermacam-macam, ada yang batu polos dan juga ada batu yang ada reliefnya," kata Kepala Desa Candisari Kecamatan Bansari, Parwidi Ceper, kemarin.
Ia menyebutkan, selain batu-batu relief, juga sudah ditemukan beberapa benda di antaranya, patung anak kecil, patung Siwa, dan yang paling fenomenal yakni arca Agasyta.
Dikatakan, temuan-temuan tersebut disimpan di selter-selter yang telah dibangun di wilayah Desa Candisari.
"Sudah ada empat selter, satu selter induk dan tiga lainnya selter tambahan. Selter tambahan ini dibangun dengan menggunakan dana desa," jelas Parwidi.
Ia mengakui, sampai saat ini memang belum ditemukan bentuk candi secara utuh. Namun demikian temuan-temuan itu juga sudah menandakan adanya peradaban di Desa Candisari pada saat zaman Hindu.
Menurutnya, saat ini masyarakat sudah mulai sadar dan peduli terhadap benda-benda cagar budaya, sehingga temuan-temuan yang diduga kuat adalah bagian dari peninggalan benda zaman Hindu langsung dilaporkan dan disimpan di selter-selter.
"Ke empat selter sudah mulai penuh denga barang-barang temuan, dulu sebelum ada selter banyak benda temuan yang hilang," katanya.
Parwidi menambahkan, sampai saat ini masih banyak temuan batu-batu berrelef maupun tidak, bahkan beberapa waktu lalu ada salah satu warga menemukan batu.
"Saat akan menggali fondasi, ada yang menemukan batu polos, ada juga juga yang batu berrelief dan beberapa temuan lainnya," tutupnya. (set)