Basecamp Pendakian Gunung Prau Via Wates Terbakar, Kerugian Capai Rp350 Juta

Senin 02-01-2023,05:00 WIB
Reporter : Huni Wejang
Editor : Joko Suroso

TEMANGGUNG, MAGELANGEKSPRES.DISWAY.ID - Basecamp pendakian Gunung Prau via Wates Kabupaten Temanggung, ludes terbakar dilalap si jago merah pada Sabtu, 31 Desember 2022 pagi. Kobaran api dengan cepat melahap bangunan semi permanen berukuran 15x6 meter persegi tersebut serta barang milik ratusan pendaki hingga ludes tak tersisa, dengan kerugian yang ditaksir hingga ratusan juta rupiah.

Salah satu pengurus basecamp pendakian Gunung Prau via Wates, Slamet Hidayat (38) mengatakan, kebakaran terjadi pada Sabtu pagi pukul 06.10 WIB dengan titik api pada sisi bagian selatan basecamp. Ia menduga, penyebab kebakaran terjadi dikarenakan konsleting arus listrik.

"Kebakaran kemarin itu saya tau jam 06.10 basecamp mulai kebakaran, awal mula itu mulai dari sebelah selatan. Untuk penyebab kami juga belum tau sebenarnya, tapi perkiraan kami konsleting listrik karena memang kondisi sebelum kebakaran angin, sehingga mungkin ada gesekan kabel," ujar Slamet.

Kobaran api yang membara dengan cepat melahap struktur bangunan yang berbahan dasar kayu tersebut hingga menghanguskan basecamp, warung, dan musala yang berada di sisi samping basecamp tanpa tersisa.

"Karena mungkin dari basecamp itu memang strukturnya dari bahan kayu yang sudah berumur cukup lama sehingga sudah kering sekali. Kalau kena api pasti cepat merambat," ungkapnya.

Saat kejadian, warga dan pendaki berupaya memadamkan api. Namun, kobaran api didalam basecamp telah membara dengan cepat, sehingga dalam waktu hitungan menit seisi bangunan pun ludes terbakar.

"Untuk dinding luar itu kan memang dari seng, sehingga dari luar belum kelihatan kalau ada api, cuma sudah berwarna merah, ternyata dalamnya itu sudah muncul api, dan sempat ada upaya dari salah satu pendaki untuk memadamkan titik api. Tapi memang api sudah besar sehingga dia memutuskan untuk mundur dari api tersebut," tambahnya.

Kondisi basecamp yang berada di ketinggian membuat petugas pemadam kebakaran (Damkar) tidak dapat menjangkau lokasi, sehingga dengan kondisi kobaran api yang besar. Warga dan pendaki lebih memfokuskan pada penyelamatan kendaraan bermotor di sisi bagian depan basecamp agar tidak semakin merembet.

"Kondisi basecamp yang berada di ketinggian dengan kondisi jalan yang terjal luar biasa menyebabkan petugas pemadam kebakaran tidak dapat mengjangkaunya. Jadi penyelamatan lebih difokuskan pada kendaraan bermotor. Takutnya ada mobil atau sepeda motor yang kena terbakar, seperti 2 mobil pendaki yang harus terpaksa dipecahkan kaca depan kanan agar dapat dipindahkan dari depan basecamp," tuturnya.

Api berhasil dipadamkan pada pukul 06.45 WIB. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut, tetapi kerugian ditaksir hingga ratusan juta rupiah.

"Semalam kami mencoba menghitung total kerugian yang hangus terbakar itu hampir Rp350 juta. Itu meliputi fasilitas yang baru saja kami beli berupa 30 tenda, matras, dan sleeping bag yang jumlahnya ratusan lebih," lanjut Slamet.

Selain itu, untuk kerugian dari pihak pendaki berupa data diri KTP, kartu pelajar ataupun SIM yang ikut hangus terbakar. Akan tetapi, untuk hal tersebut dapat diselesaikan secara mediasi dan tidak ada tuntutan dari pihak pendaki.

"Dari pihak pendaki tidak ada tuntutan karena memang ini musibah tanpa adanya unsur kesengajaan. Kami selesaikan secara mediasi. Untuk mereka yang pakai sepeda motor dan harus keluar kota kami fasilitasi helm dan berita acara kehilangan sepengetahuan ketua LMDH dan pemerintah desa untuk nantinya bisa digunakan pengurusan identitas yang terbakar," pungkasnya. (mg3)

Kategori :