JAKARTA, MAGELANGEKSPRES.DISWAY.ID - Tidak ada yang tahu, niat yang awalnya bulat tiba-tiba berubah karena mood justru memyelamatkan Anda.
Hal ini yang dialami penerbang salah satu maskapai penerbangan Gerry Soejatman.
Melalui akun Twitter pribadinya, @GerryS, Gerry Soejatman menceritakan bagaimana dirinya hampir saja bergabung dalam demonstrasi penerbangan pesawat Sukhoi Superjet yang menabrak tebing Gunung Salak, 9 Mei 2012 silam.
Tragedi paling kelam dalam sejarah transportasi udara di tanah air itu menewaskan seluruh awak dan penumpangnya.
Rupanya, kejadian nahas 11 tahun silam ini masih menyisakan duka serta trauma mendalam bagi sebagian orang, salah satunya adalah pria penerbang bernama Gerry Soejatman.
Pria yang juga bekerja untuk sebuah maskapai penerbangan ini mengaku nyaris menjadi salah satu korban tragedi 9 Mei.
Beruntung ia urung bergabung.
Meski sebelumnya ia begitu bersemangat ingin bergabung.
Saat melintas Tol Lingkar Luar Jakarta (JORR) moodnya tiba-tiba saja berubah.
Jika di awal dia sangat antusias ingin menjadi pengalaman pertama menjajal Sukhoi Superjet namun mendadak, ia jadi tidak ingin lagi.
"Hari itu hampir saya naik penerbangaan naas tersebut, namun entah kenapa, pas mau masuk tol JORR buat ke Halim (Halim Perdana Kusuma) saya memilih batal dan ke kantor saja,” cuitnya, Selasa, 9 Mei 2023.
Sore harinya, 11 tahun yang lalu, Gerry mendengar adanya kabar buruk tentang penerbangan pesawat Sukhoi Superjet 100 yang tadinya nyaris dia tumpangi.
Pesawat itu dikabarkan menabrak tebing Gunung Salak.
Dia menduga bahwa seluruh penumpang, termasuk awak yang terdapat di dalam pesawat mungkin tidak akan selamat jika melihat badan pesawat yang nyaris sudah tak berbentuk itu.
Nyatanya, peristiwa kelam itu belum hilang dari memori Gerry Soejatman sampai sekarang.