Mengenal Tradisi Pindapata, Derma Umat Jelang Waisak di Magelang

Selasa 30-05-2023,22:41 WIB
Reporter : Huni Wejang
Editor : Arief Setyoko

MAGELANG, MAGELANGEKSPRES.DISWAY.ID - Menjelang Hari Raya Tri Suci Waisak 2023, 32 biksu thudong yang melakukan perjalanan dari Thailand menuju Candi Borobudur akan menggelar tradisi Pindapata di sepanjang Jalan Pemuda (Pecinan) Kota Magelang pada Rabu, 31 Mei 2023 esok hari.

Apa sih sebenarnya makna tradisi Pindapata itu?

Pindapata seolah menjadi ritual wajib setiap tahun yang dilakukan dalam kemeriahan peringatan menjelang Hari Raya Waisak.

BACA JUGA:Keramahan Para Biksu Thudong Layani Ribuan Warga Magelang Berfoto Selfie

Menurut tradisi Buddha, tradisi Pindapata memiliki makna derma atau sedekah, di mana para biksu akan turun ke jalan melewati trotoar sambil membawa patta atau semacam mangkok untuk menerima sedekah dari umat Buddha maupun masyarakat umum.

BACA JUGA:Ada Berapa Gelar Biksu? Ternyata Bukan Hanya Thudong, Simak Penjelasannya!

Para biksu berjalan sambil melantunkan Parita (kidung pujian) menyusuri sepanjang jalan untuk mengumpulkan dana berupa uang maupun bahan makanan.

Hal ini dimaksudkan untuk melatih umat agar lebih peduli pada biksu dan berbuat kebajikan, sekaligus untuk melatih sikap rendah hati.

BACA JUGA:4 Alasan Candi Borobudur Jadi Pusat Umat Buddha Dunia Saat Waisak

Ketua Panitia Thudong Internasional, Welly Widadi mengungkapkan, dana yang terkumpul pada tradisi Pindapata akan kembali di salurkan kepada umat yang membutuhkan.

BACA JUGA:Warga Temanggung Antusias Sambut 32 Biksu Tudhong Asal Thailand

"Dana itu akan di danakan lagi kepada umat yang membutuhkan, bisa ke panti asuhan, panti jompo atau masyarakat yang sekiranya membutuhkan," katanya.

BACA JUGA:Ini Penjelasan Tentang Biksu Thudong yang Melakukan Perjalanan dari Thailand ke Magelang

Selain itu, tradisi tersebut juga diyakini sudah ada sejak zaman Sang Buddha Gautama. Di mana seorang pertapa tidak disibukkan lagi dengan urusan makan ataupun duniawi. (mg3)

Kategori :