Memulihkan Trauma Korban Pelecehan Seksual dengan Terapi Menulis, Simak Penjelasan Ahlinya Disini

MAGELANGEKSPRES.ID - Kasus pelecehan seksual masih menempati persoalan terbanyak di Indonesia.

Tercatat pada Catatan Tahunan (CATAHU) 2024 oleh Komnas Perempuan, kasus kekerasan seksual menduduki angka laporan tertinggi yakni 17.305 kasus dibandingkan kasus kekerasan lainnya.

Inilah mengapa upaya pemulihan korban kekerasan seksual juga menjadi hal yang perlu ditinjau.

BACA JUGA:Perjuangkan Isu Kekerasan Seksual, Melek Huruf Borobudur Gelar Bedah Buku 'Luka-Luka Linimasa' di Candirejo

Seperti Terapi Menulis atau Expressive Writing Therapy sebagai salah satu metode sederhana yang dapat dilakukan.

Expressive Writing Therapy

Dalam penelitiannya, James Pennebaker melalui American Psychological Association mengungkapkan bahwa metode ini menjadi alternatif yang dapat dilakukan.

Ujarnya Terapi Menulis atau Expressive Writing Therapy merupakan cara mengungkapkan emosi melalui tulisan baik pada sebilah kertas maupun lainnya selama periode tertentu.

Dalam penelitiannya kepada mahasiswa, langkah ini dilakukan dalam durasi 10, 15, atau 30 menit setiap harinya dalam 4 hari berturut-turut.

BACA JUGA:Duta Genre Purworejo Kampanyekan Anti Kekerasan Seksual

Mahasiswa diarahkan menulis pengalaman traumatisnya baik kisah yang sama atau berbeda-beda pada setiap harinya baik untuk direnungkan, dievaluasi, bahkan membuang emosi negatif.

Manfaatnya untuk mengatasi kecemasan berlebih, stres, depresi, kecanduan, rasa takut akan penyakit, kehilangan, hingga perubahan besar dalam hidup.

Sehingga bila melihat tujuannya dari Jurnal Penerapan Teknik Expressive Writing untuk Mengurangi Kecemasan Komunikasi pada Siswa Man 2 Parepare (2022) oleh Devayanti Rusidi dan kawan-kawan adalah sebagai berikut:

BACA JUGA:Kuliah Umum Kapolres Magelang Kota di Untidar, Mahasiswa Terima Materi Kekerasan Seksual

Tujuan Expressive Writing Therapy

1. Membantu memahami diri lebih dalam

Sumber: