MAGELANG, MAGELANGEKSPRES.DISWAY.ID - Dewan Kesenian Kota Magelang (DKKM) menggelar pameran lukisan perupa I Made Arya Dwita Dedok selama 7 hari mulai Sabtu, 11 Juni 2023.
Menurut Ketua DKKM, Muhammad Nafi saat melihat karya I Made Arya terasa menggelitik mengundang senyum, jenaka, penuh dengan kode-kode dan simbol-simbol yang mampu menarik masuk ke suasana romantisme budaya atau kultur. Saling silang antara Bali, Jawa, dan pergaulan global.
Goresan Dedok terlihat banyak menampilkan manusia sebagai “Animal Symbolicum”, makhluk yang mengerti serta membentuk simbol. Manusia tidak hanya dapat diartikan sebagai subtansi semata, tetapi bisa dimengerti melalui tingkah lakunya yang fungsional dalam perjalanan kehidupannya.
Dengan memanfaatkan atau melalui sistem simbol yang beraneka ragam, kita juga dapat melihat keanekaragamaan manusia dalam memandang dunianya.
BACA JUGA:Expo Kewirausahaan Skala Nasional Tutup Dies Natalis Untidar ke-44
Dengan pijakan tersebut memperlihatkan kesungguhan Dedok dalam merespon isu-isu sosial kekinian dalam narasi-narasi visual yang banyak menghadirkan elemen-elemen budaya.
"Sebagai orang Bali yang lama tinggal di Jawa dan bergaul secara global, tentu, ia sangat memahami bahwa budaya memiliki semangat maupun kekuatan untuk menjawab tantangan perkembangan zaman. Ini seakan-akan pernyataan yang mengungkapkan sejauh mana simbol-simbol budaya tersebut mampu berbicara menyuarakan keberadaannya sejauh itu pula Dedok akan melukiskanya," tutur Nafi.
Dedok juga terlihat secara teknis sengaja menggabungkan unsur-unsur karikatural ke dalam lukisan-lukisannya. Kesadaran estetisnya ini menjadikan karya-karyanya sarat dengan pesan-pesan simbolik yang juga terasa muncul fantasinya termasuk memasukkan tokoh-tokoh idolanya seperti Batman bahkan simbol cinta yang terlihat universal.
Langkah-langkah tersebut dapat dimengerti jika kita menghubung-hubungkan obyek serta karakter yang menyiratkan bagaimana sisi kehidupan Dedok yang saling silang, multikultur.
BACA JUGA:Jalur Sepeda di Kota Magelang Bakal Ditambah Lagi, Efektif?
Gambaran kesadaran yang seakan-akan liminal, liminalitas, di antara mahluk antara dan dirinya sekaligus terjun dan melebur sepenuh hati di dalamnya. Bisa dibayangkan secara psikologis bagaimana hidup dalam budaya Bali, Jawa, dan pergaulan global secara sekaligus baik dalam cara berpikir, berperasaan, dan cara berperilakunya.
Bagaimana emosi, kognisi, perilaku lingkungan, prasangka dan stereotip, akulturasi, sosialisasi, komunikasi, organisasi, hubungan erat (close relationship) dengan pasangan, pengasuhan anak, dan cinta tentunya. Dan, terlihat, Dedok dalam lukisan-lukisannya mampu melebur dan melampauinya dengan indah dan penuh warna.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Magelang, Imam Baihaqi saat hadir dalam pembukaan lukisan mengapresiasi adanya pameran lukisan di Gedung Lokabudaya itu.
Ia mendorong supaya lebih banyak lagi seniman-seniman yang mau memamerkan.
BACA JUGA:Magelang Bakal Terapkan Parkir Elektronik, Begini Cara Bayarnya!