15 Seniman Magelang Pamerkan Lukisan di Kafe

Rabu 21-06-2023,19:18 WIB
Reporter : Heni Agusningtiyas
Editor : Nur Imron Rosadi

MAGELANG, MAGELANGESKPRES.DISWAY.ID - Melalui proyek pameran POST[disas]ERS, kolektif Stick Around mengajak 15 seniman Magelang untuk merespon fenomena revolusi dunia pasca bencana.

Pameran ini awalnya digagas oleh Isnain Bahar, salah satu punggawa Stick Around yang juga turut menjadi peserta pameran.

Sebagai ilustrator yang juga tenaga kesehatan, Ia menyajikan keresahan, tantangan serta caranya menjaga kewarasan selama bertugas sebagai garda terdepan di era pandemi lalu.

Selain Isnain, peserta pameran lain yang juga mengenang era pandemi dalam karyanya adalah Febry Ryan, Faishal Mahdy, Iline Yosevin, FRVRTHP, Cut Not Slices, Curly Minal, Cherly Noor, Agung Mulyana dan Vikaz Viex.

BACA JUGA:Kasat Kamling Miliki Peran Sentral Jaga Kamtibmas

Karya mereka bicara soal kehilangan, upaya bertahan, keputus-asaan, upaya penyembuhan dan pencegahan hingga dorongan kemanusiaan.

Masih soal era pandemi, Pulung Wicaksono menyorot pihak-pihak yang diduga kuat justru banyak diuntungkan baik dari bisnis alat kesehatan maupun bisnis-bisnis yang terdampak positif dari kebijakan lockdown.

Sementara itu, beberapa peserta pameran memilih untuk membahas kondisi pasca bencana sebagaimana tajuk pameran: post-disaster. Gindring Waste menggambarkan tercemarnya lingkungan oleh sampah dan limbah medis sekaligus menyindir pihak-pihak yang mengaku peduli namun tanpa aksi.

Fany Sejati secara akurat memotret kesehariannya pasca pandemi yang harus berjibaku dikejar deadline pekerjaan serta harus kejar setoran setelah sempat thenguk-thenguk berbulan-bulan.

BACA JUGA:Angka Stunting di Wonosobo Turun, Begini Penjelasan Bupati

Dony Dermawan terang-terangan nyinyir terhadap kenyataan bahwa kultur fanatisme dan patronase ternyata tidak berubah sama sekali bahkan setelah kemanusiaan dihajar habis oleh pandemi. Bagas Pandu memandang tema pameran secara lebih kompleks dengan menasbihkan abad 21 sebagai akhir dari segala kehidupan.

Penulis kata pengantar pameran ini, Kury Yusuf menyampaikan bahwa pameran ini sengaja digelar di Maja Kitchen & Coffee agar dapat diakses masyarakat seluas-luasnya. Pameran yang bertujuan untuk memantik pertumbuhan pasar seni rupa di Kota Magelang ini dibuka sejak 27 Mei dan masih akan berlangsung hingga awal Juli mendatang.

Poster-poster yang dipamerkan juga dijual dengan harga yang amat terjangkau sehingga dapat diadopsi oleh siapa saja.

BACA JUGA:Gembleng Reformasi Birokrasi DPMPTSP Buktikan Diri Lewat APIK Melayani

“Seni rupa tidak boleh melulu disajikan secara eksklusif hanya untuk penikmatnya. Seni rupa sebagai salah satu subsektor ekonomi kreatif perlu dikolaborasikan dengan subsektor lain seperti desain komunikasi visual, musik, arsitektur bahkan fashion dan kuliner. Dengan demikian, dampaknya akan bisa dirasakan bersama,” ujar Kury.

Kategori :