Kisah Abdullah bin Ummi Maktum, Muadzin Rasulullah dengan Keistimewaannya

Rabu 02-08-2023,18:54 WIB
Editor : Abu Hammam

4. Diangkat Menjadi Gubernur Kota Madinah Menggantikan Rasulullah saat Safar

Abdullah bin Ummi Maktum juga merupakan orang kepercayaan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Saat Rasulullah melakukan safar berangkat ke medan perang, beliau selalu mengangkat Abdullah bin Ummi Maktum menjadi Gubernur Kota Madinah menggantikan beliau yang sedang bersafar. Setidaknya 13 kali Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengangkatnya sebagai gubernur sementara di Kota Madinah.

5.  Sangat Mencintai Alquran dan Sunnah Nabi-Nya

Keistimewaan lainnya adalah Allah Ta’ala menjadi saksi bahwa Abdullah bin Ummi Maktum adalah seseorang yang sangat mencintai Alquran dan sunnah Nabi-Nya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mendapat teguran dari Allah Ta’ala lantaran mengedepankan para pembesar Quraisy daripada Abdullah bin Ummi Maktum. Bukan karena tidak menghormati Abdullah bin Ummi Maktum, akan tetapi beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berharap kemaslahatan yang lebih besar –dalam pandangan beliau- apabila para pembesar Quraisy ini memeluk Islam, namun ternyata hal itu tidak tepat di sisi Allah dan Allah langsung meluruskan dan membimbing Nabi-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Dikisahkan, pada masa permulaan dakwah Islam di Mekah, Rasulullah sering mengadakan dialog dengan para pembesar Quraisy, dengan harapan agar mereka mau menerima Islam. Suatu kali beliau bertatap muka dengan Utbah bin Rabiah, Syaibah bin Rabi’ah, Amr bin Hisyam atau lebih dikenal dengan Abu Jahal, Umayyah bin Khalaf dan Walid bin Mughirah, ayah Khalid bin walid.

Rasulullah berdiskusi dengan mereka tentang Islam. Beliau sangat ingin mereka menerima dawah dan menghentikan penganiayaan terhadap para sahabat.

Ketika Rasulullah berunding dengan sungguh-sungguh, tiba-tiba Abdullah bin Ummi Maktum datang ‘mengganggu’ minta dibacakan kepadanya ayat-ayat Alquran.

Abdullah mengatakan, “Wahai Rasulullah, ajarkanlah kepadaku ayat-ayat yang telah diajarkan Allah kepada Anda.”

Rasul yang mulia tidak memperdulikan permintaan Abdullah bin Ummi Maktum. Beliau agak acuh kepada perkataan Abdullah itu. Lalu beliau membelakangi Abdullah dan melanjutkan pembicaraan dengan pembesar Quraisy tersebut. Rasulullah berharap, mudah-mudahan dengan Islamnya mereka, Islam tambah kuat dan dakwah bertambah lancar.

Selesai berbicara dengan mereka, Rasulullah bermaksud hendak pulang. Tetapi tiba-tiba penglihatan beliau gelap dan kepala beliau terasa sakit seperti kena pukul. Kemudian Allah mewahyukan firman-Nya kepada beliau,

عَبَسَ وَتَوَلَّىٰ [1] أَنْ جَاءَهُ الْأَعْمَىٰ [2] وَمَا يُدْرِيكَ لَعَلَّهُ يَزَّكَّىٰ [3] أَوْ يَذَّكَّرُ فَتَنْفَعَهُ الذِّكْرَىٰ [4] أَمَّا مَنِ اسْتَغْنَىٰ [5] فَأَنْتَ لَهُ تَصَدَّىٰ [6] وَمَا عَلَيْكَ أَلَّا يَزَّكَّىٰ [7] وَأَمَّا مَنْ جَاءَكَ يَسْعَىٰ [8] وَهُوَ يَخْشَىٰ [9] فَأَنْتَ عَنْهُ تَلَهَّىٰ [10] كَلَّا إِنَّهَا تَذْكِرَةٌ [11] فَمَنْ شَاءَ ذَكَرَهُ [12] فِي صُحُفٍ مُكَرَّمَةٍ [13] مَرْفُوعَةٍ مُطَهَّرَةٍ [14] بِأَيْدِي سَفَرَةٍ [15] كِرَامٍ بَرَرَةٍ [16]

“Dia ( Muhammad ) bermuka masam dan berpaling, karena seorang buta dating kepadanya, Tahukah kamu, barangkali ia ingin membersihkan dirinya (dari dosa), atau dia (ingin) mendapatkan pengajaran, lalu pengajaran itu memberi manfaat kepadanya? Adapun orang yang merasa dirinya serba cukup, maka kamu melayaninya.

Padahal tidak ada (celaan) atasmu kalau mereka tidak membersihkan diri (beriman).

Adapun orang yang dating kepadamu dengan bergegas (untuk mendapatkan pengajaran), sedangkan ia takut kepada (Allah), maka kamu mengabaikannya. Sekali kali jangan (begitu)! Sesungguhnya ajaran Allah itu suatu peringatan. Maka siapa yanag menghendaki tentulah ia memperhatikannya. (Ajaran ajaran itu) terdapat di dalam kitab-kitab yang dimuliakan, yang ditinggikan lagi disucikan, di tangan para utusan yang mulia lagi (senantiasa) berbakti.” (QS. 80 : 1 – 16).

Enam belas ayat itulah yang disampaikan Jibril Al-Amin ke dalam hati Rasulullah sehubungan dengan peristiwa Abdullah bin Ummi Maktum, yang senantiasa dibaca sejak diturunkan sampai sekarang, dan akan terus dibaca sampai hari kiamat.

Sejak hari itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam semakin memuliakan Abdullah bin Ummi Maktum.

Kategori :