LUAR BIASA! Ini 5 Level Shalat Menurut Ibnul Qayyim

Jumat 04-08-2023,14:34 WIB
Editor : Abu Hammam

MAGELANGEKSPRES.DISWAY.ID - Setiap hari kita mengerjakan shalat fardhu dalam lima waktu yang disyariatkan. Belum lagi shalat sunnah yang kita kerjakan untuk menyempurnakan shalat fardhu.

Meskipun kita mengerjakan shalat dengan tata cara yang sama, di waktu yang sama, di masjid yang sama belum tentu kualitas shalatnya sama.

Shalat merupakan ibadah dengan tujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah 'azza wajalla. Tingkat kekhusyukan seseorang dalam mendekatkan diri kepada Allah ini menjadi barometer untuk menentukan kualitas shalat seorang hamba.

Untuk mendapatkan level khusyuk dalam shalat tidaklah mudah. Beda kemampuan, beda semangat, beda kesungguhan menjadikan level shalat tidaklah sama.

Kalau diibaratkan balapan motor,  ada peserta yang berada di posisi paling depan, di pertengahan, sejajar dengan peserta lain, ada pula yang tertinggal jauh di belakang. Posisi motor  mereka ini bergantung pada kualitas dan kemampuan seseorang yang mengendalikan motor.

BACA JUGA:Salat Fajar dan Witir, Dua Salat Sunnah yang Tak Pernah Ditinggalkan Rasulullah, Rutinkan!

Sama halnya dalam urusan khusyuk dalam shalat. Manusia memiliki tingkatan yang berbeda-beda dalam urusan khusyuk dalam shalat.

Perbedaan ini muncul karena faktor tingkat kehadiran hati, tingkat kelalaian, konsentrasi, dan berpalingnya hati dari mengingat Allah ‘azza wajalla saat shalat.

Ibnul Qayyim dalam kitab al-Wabil ash-Shayyib min al-Kalim ath-Thayyib (hal. 23) mengklasifikasikan level atau tingkatan kekhusyukan seseorang dalam shalat. Ada 5 level shalat seseorang yang disebutkan oleh Ibnul Qayyim :

Level pertama, orang yang berdosa dengan shalatnya.

Orang tersebut tidak memberikan haknya karena riya', ingin dipuji orang, disuruh orang atau tidak enak pada orang lain.

BACA JUGA:Tak Harus Menjadi Ustadz, Setiap Muslim Punya Kewajiban Berdakwah

Termasuk orang yang tidak menjaga kesempurnaan wudhu, waktu-waktu shalat, batasan-batasan serta rukun-rukunnya. Orang tersebut bukan mendapatkan pahala tapi justru berdosa meskipun mengerjakan shalat.

Level kedua, orang yang lebih banyak mengkhayal dalam shalatnya

Orang tersebut memelihara waktu-waktu shalat, batasan-batasannya, rukun-rukun lahiriahnya, dan wudhunya namun ia selalu mengkhayal dalam shalatnya.  Sehingga, ia terbawa oleh bisikan-bisikan jiwa dan pikiran-pikiran. Orang yang mengerjakan shalat dalam level kedua ini tidak mendapatkan pahala.

Kategori :