MAGELANG, MAGELANGEKSPRES.DISWAY.ID - Mahasiswa baru (Maba) Fakultas Pertanian Universitas Tidar Magelang membuat rangkaian pothil yang berhasil pecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (Muri).
Rangkaian pothil ini dibuat saat kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) Fakultas Pertanian (Faperta) Universitas Tidar, Rabu, 9 Agustus 2023 sore di Lapangan SMA Negeri 5 Magelang.
Rangkaian pothil terpanjang tersebut dibuat oleh sebanyak 686 peserta terdiri dari 682 mahasiswa dan 4 pimpinan universitas yaitu Rektor, Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Keuangan dan Umum, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, serta Dekan Fakultas Pertanian. Mereka juga berhasil membentangkan pothil sepanjang 1.095 meter.
Masing-masing peserta membentangkan pothil yang dirangkai sepanjang 1,5 meter. Pothil dirangkai dalam sebuah plastik memanjang sehingga menjaga kehigienisan dan bisa dinikmati masing-masing peserta setelah acara selesai. Dalam pemecahan Rekor MURI ini kurang lebih menggunakan 150 kg pothil yang diperoleh dari produk UMKM di Magelang.
BACA JUGA:Satgas Kota Toleran Kota Magelang : Budaya Toleransi Sudah Mengakar
Senada dengan tema PKKMB universitas yaitu mengembangkan muatan lokal sebagai landasan mencapai prestasi global, salah satu tujuan pemecahan rekor MURI ada PKKMB Faperta kali ini adalah mengangkat pothil sebagai makanan khas Magelang agar dikenal secara nasional bahkan global.
“Olahan ubi kayu seperti getuk atau slondok mungkin sudah banyak dikenal, tapi pothil mungkin bagi yang dari luar Magelang saja belum tahu. Harapan pothil semakin terkenal khususnya sebagai makanan khas bagian dari kekayaan Magelang,” tutur Rektor Untidar, Prof Dr Sugiyarto.
Rektor juga menyampaikan bahwa Untidar khususnya Faperta juga sedang konsen untuk membuat sebuah penelitian terkait singkong yang menjadi bahan utama pembuatan pothil.
“Tepatnya di Bandongan Teaching Farm sedang dikembangkan puluhan varietas ubi kayu. Penelitian terus dikembangkan untuk menemukan varietas ubi seperti apa yang paling cocok dijadikan pothil, slondok, getuk atau tepung,” tambah Dekan Faperta, Dr Ir Joko Sutrisno.
BACA JUGA:Ambisi Besar Pemkot Magelang Pertahankan Predikat Kota Toleransi
Saat ini, Faperta Untidar memiliki koleksi tanaman singkong sejumlah 150 varietas. Mahasiswa dan dosen melakukan penelitian bersama mengembangkan bibit unggul varietas singkong lokal.
Tanaman singkong merupakan salah satu komoditas pertanian yang cukup berpotensi untuk dikembangkan. Produktivitas singkong di Indonesia tergolong cukup tinggi dan Indonesia masuk ke dalam golongan 10 besar negara penghasil singkong tertinggi di dunia.
Singkong banyak dibudidayakan di negara Indonesia dikarenakan kandungan karbohidratnya dapat dijadikan sebagai makanan pokok alternatif pengganti nasi.
Selain kandungan karbohidrat, singkong juga memiliki protein yang baik bagi tubuh manusia.
BACA JUGA:Kuliah Umum Kapolres Magelang Kota di Untidar, Mahasiswa Terima Materi Kekerasan Seksual