MAGELANG, MAGELANGEKSPRES - Pembelajaran menggunakan kurikulum merdeka sudah diterapkan di hampir semua sekolah, termasuk di Kabupaten Magelang.
Sekolah sudah menerapkan Kurikulum Merdeka untuk menjadi acuan dalam pelaksanaan kegiatan belajar di satuan pendidikan. Penyesuaian pembelajaran dilakukan dengan terlihat dalam pola pembelajaran di masing-masing guru mata pelajaran.
Salah satu pembelajaran yang diterapkan oleh guru di SMP N 1 Sawangan, Kabupaten Magelang adalah dengan melaksanakan kegiatan praktik untuk menguji siswa dalam menerapkan teori yang sudah didapatkan.
Guru bahasa Indonesia, Amar Ma’ruf, juga melakukan hal yang sama. Praktik salah satu materi yaitu teks prosedur, siswa mengakhiri pertemuan tersebut dengan membuat proyek Batik Shibori yang dilakukan secara berkelompok.
BACA JUGA:Potret Terbaru TPSA Overload Banyuurip Magelang yang Dipaksakan Terus Menampung Sampah
Salah satu guru SMPN 1 Sawangan sedang mempraktikkan cara membuat Batik Shibori dengan teknik lipatan segitiga sama sisi.
Ditemui di SMP N 1 Sawangan, Amar menjelaskan, jika kegiatan praktik tersebut adalah bukti nyata dari kegiatan belajar siswa terkait materi teks prosedur.
“Anak-anak harus mampu membuat karya yang tidak hilang atau habis oleh waktu,” ujarnya.
Lebih lanjut, guru yang juga pernah bertugas di Kabupaten Kepulauan Talaud Sulawesi Utara itu menegaskan, jika tugas yang selama ini buat oleh siswa setelah dinilai akan hilang begitu saja.
Menyisakan nilai dalam bentuk angka. Tetapi, hasil praktik batik ini bisa bertahan dalam waktu yang cukup lama dan bisa digunakan. Jadi, siswa dapat ilmu, nilai, dan produk nyata dari pembelajaran. Siswa memperlihatkan hasil kerja kelompok membuat batik teknik lipat segi tiga.
“Kegiatan praktik sudah harus dilakukan oleh semua guru, sesuai dengan tuntutan kurikulum yang diterapkan oleh pemerintah,” tutur Amar.
BACA JUGA:Dekat dengan Alun-alun Kota Magelang Ada Mudal Kali Gumuk, Wisata Air Gratis yang Sangat Jernih
Pembelajaran di kelas tidak hanya fokus di materi dan anak mencatat, kemudian diuji dengan pertanyaan dan soal. Sudah saatnya pola pembelajaran juga diarahkan ke produk nyata yang bisa terasa manfaatnya. Melihat antusias anak didiknya, kegiatan tersebut akan diadaptasi ke praktik dalam skala besar, yaitu proyek dua tingkat yaitu kelas 7 dan kelas 8 SMP N 1 Sawangan.
Meski tidak wajib, semoga kegiatan praktik ini bisa menjadi salah satu model pembelajaran yang menarik dan dirasakan langsung oleh siswa. Tentu saja, butuh kerja sama antara guru, siswa, dan orangtua. Hal itu dikarenakan adanya biaya bahan dan alat yang harus digunakan untuk membuat praktik tersebut.
Terakhir, guru yang juga dikenal sering bercanda tersebut menjelaskan, jika kecintaan siswa pada warisan budaya asli Indonesia, batik harus dipupuk sejak dini.