4. Meninggalkannya kewajiban Satu Diantara Perkara-perkara yang Wajib dalam Sholat
Seperti bacaan tasyahud awal, doa ketika rukuk dan sujud termasuk perkara-perkara wajib dalam sholat maka jika ditinggalkan maka wajib mengerjakan sujud sahwi.
Dalilnya adalah hadits riwayat Ibnu Buhainah radhiyallāhu ta'āla 'anhu,"Rasulullah shallallāhu 'alayhi wa sallam sholat mengimani kami dua rakaat dari sholat-sholatnya, kemudian beliau berdiri sehingga tidak duduk (untuk tasyahud awal), lalu orang-orang berdiri bersama Rasulullah.
Ketika Rasulullah telah menyelesaikan sholat dan kami menunggu salam Beliau, maka Beliau bertakbir sebelum salam lalu Beliau sujud sahwi dua kali, ketika Beliau duduk (tasyahud akhir) kemudian mengucapkan salam."(Hadits Muttafaqun alaih).
BACA JUGA:LUAR BIASA! Ini 5 Level Shalat Menurut Ibnul Qayyim
Jadi ada kewajiban dalam sholat yang ditinggalkan seperti duduk tasyahud awal, mestinya duduk namun Rasulullah berdiri menuju ke rakaat ketiga lalu dalam rangka menutup kekurangan yang terjadi dalam sholat Beliau mengerjakan sujud sahwi sebelum salam (dua kali sujud kemudian salam).
Hadits tersebut menunjukkan dan menetapkan bahwa sujud sahwi bagi siapa saja yang meninggalkan tasyahud awal maka wajib-wajib sholat yang lain juga diqiyaskan kepadanya.
Maksudnya jika terjadi kesalahan bagi orang yang sholat sendirian maupun berjamaah meninggalkan perkara-perkara yang wajib dalam sholat seperti tasyahud awal atau seperti bacaan tasbih ketika rukuk atau bacaan doa dan dzikir di antara dua sujud maka mengharuskan atau mewajibkan seorang muslim untuk mengerjakan sujud sahwi.
5.Terjadi Keragu-raguan pada Jumlah Rakaat yang Dikerjakan
Apabila seseorang ragu-ragu dengan jumlah rakaat sehingga tidak mengetahui dengan pasti berapa rakaat yang telah dikerjakan dari sholatnya. Apakah sudah sholat dua rakaat ataukah sudah tiga rakaat? Ketika sholat Ashar, seseorang ragu-ragu, apakah baru mengerjakan tiga rakaat atau sudah empat rakaat. Dialam kondisi seperti ini maka wajib untuk melakukan sujud sahwi.
Apabila seorang muslim merasa ragu-ragu, tiga atau empat rakaat dan tidak bisa memilih pilihan yang lebih mendekati kebenaran atau keyakinan tetap bimbang ragu antara bilangan jumlah rakaat yang sedikit atau yang banyak maka hendaknya memilih yang sedikit.
BACA JUGA:Ingin Rezeki Melimpah? Jangan Tidur Setelah Shalat Subuh!
Namun apabila seseorang memiliki dugaan kuat dan mampu untuk mentarjih (menyatakan lebih kuat) salah satu dari kedua kemungkinan yang dirasakannya, maka hendaklah dia mengamalkan apa yang diyakininya, dan dia membangun sholatnya berdasarkan hal tersebut. Kemudian orang tersebut mengerjakan sujud sahwi dua kali berdasarkan sabda Rasulullah shallallāhu 'alayhi wa sallam tentang orang yang ragu dan bimbang.
Dalil yang menunjukkan bahwa seorang yang mengalami keragu-raguan dalam bilangan rakaat shalat disyari'atkan atau diwajibkan untuk sujud sahwi adalah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallāhu ta'āla 'anhu secara umum,Rasulullah shallallāhu 'alayhi wa sallam pernah bersabda, "Sesungguhnya apabila salah seorang di antara kalian berdiri shalat, maka syaithan datang kepadanya lalu mengacaukan shalatnya sehingga dia tidak tahu berapa raka'at dia shalat. Maka apabila salah seorang mendapatkan peristiwa itu, maka hendaknya sujud sahwi dua kali ketika dia sedang duduk (tasyahud akhir)."(Hadits shahih riwayat Al-Bukhāri no. 1231). (*)