Fasilitas di tempat wisata adalah hal yang mutlak mesti dilakukan pihak pengelola.
Padahal fasilitas yang dinginkan wisatawan sebenarnya cukup sederhana. Seperti lahan parkir yang memadai, tarif parkir yang normal, toilet bersih, dan tersedianya rumah makan maupun restoran sederhana.
Kewajian tempat krusial itu jika diabaikan maka akan berdampak pada alasan pengunjung enggan mendatangi tempat wisata itu lagi, sscara berulang-ulang.
BACA JUGA:Puas dengan Posong dan Embung Kledung? Wisata Offroad Jelajah Sumbing-Sindoro Dijamin Lebih Komplit
4. Kalah Saing
Faktor selanjutnya yang meredupkan wahana wisata top selfie adalah kekalahan persaingan dengan wisata-wisata baru yang mengandalkan panorama sunrise, camping, dan live music.
Lantaran top selfie ini tidak dibuka hingga malam, maka menjadikan tempat-tempat ini sepi ketika malam tiba.
Berbeda dengan Silancur Highland misalnya, yang menyediakan fasilitas lengkap seperti camping bahkan penginapan dengan kelas bintang lima. Suasana malam hari justru terkesan lebih hidup.
5. Kurang Inovatif
Tempat wisata di Magelang memang dituntut untuk selalu kreatif dan inovatif.
Sebab dengan senantiasa berinovasi akan mampu mengikuti trend yang ada, sehingga menjadi jawaban kebutuhan wisatawan yang memang dinamis setiap waktunya.
Berbeda dengan tempat wisata monoton, tentunya tidak akan membuat kesan terpuaskan dalam hati pengunjung, sehingga merasa sudah cukup bila berkunjung ke suatu tempat itu sekali.
BACA JUGA:Istimewanya Punthuk Mongkrong! Tawarkan Pesona dan Keindahan Luar Biasa
Tempat wisata monoton cenderung tidak membangun sikap rasa penasaran wisatawan agar tertarik untuk mengunjungi tempat itu lagi tanpa merasa rasa bosan. Akhirnya, mereka hanya mendapat pengunjung baru, dan hampir tidak memiliki tamu tetap.
Itulah 5 alasan meredupnya tempat wisata di Magelang sehingga pascapandemi Covid-19 masih saja sepi, bahkan ada yang tutup permanen.
Artikel ini dirangkum berdasarkan ulasan dari grup-grup Wisata Magelang via Facebook medio 2021 hingga Agustus 2023. (*)