Tetapi betapa terlejutnya mereka kala mendapati anaknya yang berwujud seekor naga.
Naga dengan kesaktian yang luar biasa yang diberi nama oleh keduanya dengan nama Baru Klinthing.
Sang ayah memerintahkan anaknya yang berwujud naga tersebut untuk bertapa melingkari sebuah gunung.
Pertapaan ini bertujuan agar anaknya yang berwujud naga bisa berubah wujud layaknya manusia pada umumnya.
Setelah lama bertapa, akhirnya naga tersebut berubah wujud menjadi manusia.
Baru Klinthing berjalan menuju sebuah desa yang sedang berpesta dengan banyak sekali makanan yang dihidangkan.
Merasa lapar, akhirnya Baru Klinthing meminta makanan tersebut.
Namun reaksi para penduduk yang melihat bocah malang dengan baunya yang menyengat menolak kehadiran Baru Klinthing.
Banyak masyarakat yang mengusir dan menolak keberadaan Baru Klinthing.
Dia menyadari, bahwa ada seorang nenek yang memiliki nasib sepertinya, nenek tersebut diasingkan oleh warga.
Melihat kelakuan warga desa yang begitu angkuh, Baru Klinthing membuat tantangan kepada para warga.
Dia menancapkan lidi ke tanah dan memberi tantangan siapa saja yang bisa mencabut lidi ini dari tanah, maka orang tersebut dianggap orang hebat.
Satu persatu warga mencoba mencabut lidi yang tertancap di tanah. Alhasil, tidak satupun dari mereka yang mampu mencabutnya.
Baru Klinthing dengan mudah mencabut lidi tersebut.
BACA JUGA:Berwisata Sekaligus Mengenal Budaya Di Museum Sonobudoyo Yogyakarta!