TEMANGGUNG,MAGELANGEKSPRES - Memasuki musim panen raya, petani di Kabupaten Temanggung dihadapkan dengan cuaca yang kurang mendukung, sehingga pengeringan gabah memakan waktu yang cukup lama, namun demikian petani berharap harga gabah tetap bertahan tinggi.
Harga gabah di temanggung, panen raya temanggung, petani gabah di temanggung,
Sobirin salah satu petani di kecamatan Temanggung menuturkan, sejak akhir bulan Januari hingga Febuari ini petani mulai panen padi, meskipun cuaca pada bulan ini banyak hujannya.
"Hampir tiap hari hujan, tapi padi sudah siap panen. Sehingga mau tidak mau padi tetap dipanen,"tuturnya disela menjemur gabah miliknya Senin kemarin.
BACA JUGA:Didatangi Puan, Petani Kopi Temanggung Keluhkan Pupuk
Ia menuturkan, tingginya curah hujan ini sangat mempengaruhi pengeringan gabah, setidaknya pengeringan gabah menjadi lebih lama jika dibandingkan saat panen dengan cuaca cerah.
"Biasanya hanya butuh waktu satu hingga dua hari saja, kalau terik matahari sampai jam dua atau jam tiga sore,"tuturnya.
Namun saat ini tutur Sobirin, pengeringan gabah membutuhkan waktu lebih dari tiga hari bahkan sampai dengan lima hari.
Menurutnya, proses pengeringan gabah sangat berpengaruh pada kualitas beras, sehingga petani lebih memilih menjemur gabah lebih lama untuk mendapatkan kualitas beras yang bagus.
"Kalau gabahnya kurang kering maka kualitas berasnya tidak akan bagus, oleh karena itu waktu penjemuran ditambah untuk mendapatkan kualitas beras yang bagus,"tuturnya.
BACA JUGA:Jokowi Bagikan Beras Gratis Kepada Masyarakat Temanggung
Ia berharap, upaya penambahan waktu penjemuran ini bisa mempertahankan harga jual Gabah Kering Giling (GKG), saat ini harga GKG antara Rp6.500 sampai dengan Rp7.500 tergantung dari jenis dan kualitas dari gabah.
"Harapan kami meskipun sudah memasuki panen raya, harga gabah bisa bertahan,"harapnya.
Jumianto petani lainnya juga berharap yang sama, harga jual GKG bisa bertahan tinggi, mengingat saat ini biaya produksi mulai dari pengolahan lahan, perawatan benih hingga pupuk cukup mahal.
Sehingga lanjutnya, jika harga jual GKG turun hingga dibawah Rp5.000 per kilogram, maka petani akan mengalami kerugian.
BACA JUGA:Petani Temanggung Nikmati Gebyar Diskon Pupuk, Berharap Tidak Hanya Sekali Digelar
"Kalau harga jualnya masih diatas Rp6.000 petani masih mendapatkan untung, meskipun tidak banyak. Tergantung dari produksinya, kalau hasilnya banyak keuntungan bisa lebih banyak,Namun jika harganya murah dan produksinya menurun petani akan merugi,"tuturnya.(set)