Pemerintah Demak memang tengah mengoptimalkan pengembangan konservasi hutan mangrove di wilayah pesisir yang luasnya ribuan hektar.
Tentunya selain berguna sebagai penampung gelombang, keberadaan hutan ini juga akan memiliki nilai ekonomi jika dikelola dengan baik.
Terbukti setelah bertahun-tahun digarap, kawasan ini menjadi objek wisata yang banyak dicari wisatawan.
Hal yang perlu diperhatikan saat ingin melintasi hutan mangrove melalui jembatan kayu adalah menaati semua peraturan yang ada.
Peraturan ini tertulis jelas di papan sepanjang jembatan.
Larangan seperti duduk di persimpangan, hingga aturan unik lainnya seperti tidak boleh berpegangan tangan saat berjalan di atas jembatan.
Saat melintasi hutan bakau ini, kamu yang beruntung akan bertemu dengan kawanan burung bangau atau bekantan yang menjadikan hutan bakau ini sebagai rumahnya.
BACA JUGA:8 Wahana Seru di Rita Park Tegal, Wisata Keluarga di Tegal yang Tidak Kalah Seru dengan Dufan
Yang menarik dari tempat ini adalah sisa-sisa bangunan yang berada di tengah laut.
Ternyata kawasan ini dulunya merupakan sebuah perkampungan dan desa tersebut terus menerus dilanda abrasi hingga akhirnya tenggelam.
Jika kamu ingin mengelilingi hutan bakau di area yang lebih luas maka kamu bisa menyewa perahu.
Bukan hanya hutan mangrove yang ada di wilayah Desa Bedono saja yang bisa kamu kelilingi, namun hampir seluruh hutan mangrove yang ada di wilayah Kecamatan Sayung.
Itulah informasi mengenai Hutan Mangrove Morosari semoga bermanfaat dan selamat berkunjung! (*)