WONOSOBO, MAGELANGEKSPRES - Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo kini memiliki seunit armada khusus untuk mengangkut sampah.
Limbah tersebut akan didrop ke lokasi TPS3R, demi ikut andil peduli terhadap kondisi di TPA Wonorejo.
Diketahui, TPA Wonorejo kini berstatus darurat sampah. Kapasitas lahan yang hanya sekira 2,9 hektar itu penuh karena harus menelan hingga 120 ton sampah di setiap harinya, selama bertahun-tahun.
Bahkan dimungkinkan akan segera tutup dan tidak dapat beroperasi lagi pada tahun 2025 mendatang.
BACA JUGA:Tahun 2025 Wonosobo Tak Punya Lagi TPA, Ini Sebabnya!
Kondisi TPA yang sudah tak memungkinkan itu membuat pemerintah harus ekstra menggelontorkan anggaran untuk mendirikan Tempat Pengelolaan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R), di banyak tempat, termasuk di kawasan Dieng Wonosobo.
Kepala Desa Dieng, Mardi Yuono mengungkapkan, sebelum adanya TPS3R, masyarakat di desanya cukup banyak memproduksi sampah.
Pada hari-hari biasa, tiap pekan ada sekitar 4 truk sampah dibuang ke TPA. Sementara di hari-hari tertentu, jumlahnya meningkat maksimal sampai 8 truk sampah dihasilkan dalam seminggu.
Melihat keadaan TPA yang sedemikian rupa, Pemerintah Desa (Pemdes) Dieng mulai memanfaatkan fasilitas TPS3R, yang dapat mengakomodir berton-ton sampah, untuk dikelola.
Tetapi yang menjadi hambatan adalah tidak adanya armada pengangkut untuk menjemput sampah di Dusun Dieng dan Dusun Kalilembu.
BACA JUGA:Kandang Ayam di Wonosobo Terbakar Hebat, Polisi Dalami Penyebabnya
"Awalnya kendala kami itu di kendaraan pengangkutnya yang belum ada. Tapi sebetulnya desa kita sudah banyak yang mulai mengolah sampah, dan tidak lagi dibuang ke TPA," kata Kepala Desa Dieng, Mardi Yuono ketika dikonfirmasi ulang pada Kamis (22/2) melalui sambungan telepon.
Mardi pun mulai menginisiasi, mengirimkan proposal untuk meminta bantuan CSR berupa mobil pengangkut sampah. Permohonan itu diaminkan oleh salah satu perusahaan, yang pada akhirnya Desa Dieng kini memiliki seunit armada pickup losbak.
"Sampah di Desa Dieng luar biasa. Sebelumnya kita hanya memindahkan sampah dari desa ke TPA. Kami kerjasama dengan perusahaan dan BKSDA, bagaimana supaya bisa menjawab persoalan sampah agar tidak sekadar memindahkan ke TPA. Sesuai kebutuhan kami, akhirnya ada seunit armada yang dialokasikan untuk desa kami," terangnya.
BACA JUGA:Soal Kasus Oknum KPU Wonosobo, Pakar Politik Unsiq Sebut Ada Pengaruh Partitokrasi