Sedangkan pada 2023, terdapat total 10.541 wirausahawan termasuk pedagang pasar dan UMKM yang berkembang di Kota Magelang.
Syaifullah yang juga mantan Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup itu menuturkan, dominasi usaha dan wiraswasta yang berada di Kota Magelang rata-rata bergerak di sektor jasa.
"Jadi, jangan dibayangkan kalau wirausaha atau UMKM itu produk makanan atau barang jadi saja. Jasa rias, fotografi, itu juga termasuk, dan di Kota Magelang tergolong banyak jumlahnya," imbuhnya.
BACA JUGA:Menggali Makanan Olahan, Disperindag Kota Magelang Gelar Pelatihan
Bahkan, menurut Syaifullah, hingga tahun 2024, sebanyak 70 persen wirausahawan di Kota Magelang bergerak di bidang jasa.
Hidupnya dunia usaha diakui pengelola IKM Center, Anto yang juga setiap hari melihat pertumbuhan UMKM di Kota Magelang.
Menurut Anto, hadirnya IKM Center mampu mencakup ribuan UMKM yang ada di Kota Magelang untuk memasarkan produknya.
"Omset perbulan taruhlah kotor 150 juta paling sedikit, maka sudah mampu mendorong sebagian UMKM mulai dari makanan, batik sampai oleh-oleh yang bergabung di sini, " katanya.
Efek berbagai program yang diluncurkan DPPKUKM juga dirasakan Linda (29), pengusaha muda yang merintis karirnya sebagai Make Up Artist (MUA).
Linda yang memulai usahanya pada 2018 itu menuturkan, bantuan yang dirasakan tak melulu soal modal, namun juga dari berbagai agenda yang diluncurkan Pemkot Magelang.
"Covid-19 itu benar-benar bencana bagi saya, hampir 15 client makeup wedding membatalkan karna larangan PPKM, event juga kosong, sempat bingung dan panik, untungnya 2021 ke atas, mulai kembali hidup, beberapa agenda sudah kembali,” kata Linda.
Ia mencontohkan, agenda karnaval, pekan raya dan Magelang Saturday night yang menampilkan panggung-panggung hiburan, membuat pelanggannya bertambah.
“Jadi bukan cuma wedding, akhirnya merambah ke makup karakter, untuk panggung, tari, dan itu cukup sering, karena kesenian di Magelang juga hidup, sangat menolong kami, pelanggan bertambah, pendapatanpun juga," bebernya.
BACA JUGA:Harga Komoditi Sawi di Pasar Rejowinangun Naik, Berbanding Terbalik dengan Harga dari Petani
Sebagai perempuan muda yang kini menjadi tulang punggung keluarga, Linda mengaku, usahanya sempat dipandang sebelah mata.
"Susah-susah kuliah bayar mahal ternyata jadi tukang rias saja, banyak yang bilang begitu, tapi saya tetap optimis struggling, dan ternyata betul, wirausaha di Magelang sangat diperhatikan," tuturnya.