MAGELANG EKSPRES-Menjelang perayaan hari raya Natal, banyak toko dan pusat pembelajaan yang menawarkan diskon bahkan hadiah-hadiah menarik yang menggoda. Bagaimana hukumnya bagi umat Muslim yang membeli barang-barang yang dijual dalam promo Natal tersebut?
Ustadz Ammi Nur Baits menjelaskan bahwa bermuamalah dengan orang non muslim termasuk tradisi yang makruf dilakukan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat.
Mereka bermuamalah dengan orang Yahudi di sekitar Madinah. Dan sebelumnya, kaum muslimin juga bermuamalah dengan masyarakat musyrikin Quraisy yang merupakan musuh besar mereka.
BACA JUGA:Rahasia Doa Masuk Pasar, Dicatat Satu Juta Kebaikan dan Dihapus Satu Juta Keburukan
Imam al-Bukhari juga membuat judul bab,
باب الأسواق التي كانت في الجاهلية فتبايع بها الناس في الإسلامBab pasar-pasar di masa Jahiliyah, yang digunakan untuk jual beli masyarakat setelah datang Islam.
Kemudian beliau membawa riwayat keterangan dari Ibnu Abbas,
كَانَتْ عُكَاظٌ وَمَجَنَّةُ وَذُو الْمَجَازِ أَسْوَاقًا فِى الْجَاهِلِيَّةِ ، فَلَمَّا كَانَ الإِسْلاَمُ تَأَثَّمُوا مِنَ التِّجَارَةِ فِيهَا ، فَأَنْزَلَ اللَّهُ ( لَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ ) فِى مَوَاسِمِ الْحَجِّDulu, Ukadz, Majannah, dan Dzul Majaz adalah pasar-pasar di masa Jahiliyah. Setelah berkuasa, para sahabat merasa enggan untuk berdagang di sana. Kemudian Allah menurunkan firman-Nya, (yang artinya) ‘Tidak ada dosa bagi kalian…’ ketika musim haji. (HR. Bukhari 2098).
Promo Natal
Terdapat beberapa keterangan para ulama yang membolehkan bagi kaum muslimin untuk mendatangi pasar yang diselenggarakan orang kafir dalam rangka memeriahkan perayaan mereka.
Al-Khallal menyebutkan keterangan dari salah satu murid Imam Ahmad, yang bernama Muhanna, beliau mengatakan,
سألت أحمد عن شهود هذه الأعياد التي تكون عندنا بالشام، مثل: طور يانور ودير أيوب وأشباهه، يشهده المسلمون، يشهدون الأسواق، ويجلبون الغنم فيه، والبقر، والدقيق والبر، والشعير، وغير ذلك، إلا أنه إنما يكون في الأسواق يشترون، ولا يدخلون عليهم بيعهم؟‘Saya pernah bertanya kepada Imam Ahmad tentang hukum mendatangi beberapa perayaan (nasrani) yang ada di Syam, sepeti Thuryanur, atau Dir Ayub, atau semisalnya. Kaum muslimin ikut menyaksikannya dan mendatangi pasar yang digelar di perayaan itu. Mereka membawa kambing, sapi, tepung, gadum, dan barang lainnya. Mereka hanya mendatangi pasarnya, untuk jual beli, dan tidak masuk ke kuil Nasrani.’
BACA JUGA:Mengapa Masjid yang Paling Dicintai dan Pasar yang Paling Dibenci Allah ? Ini Jawabannya...
Jawaban Imam Ahmad,
إذا لم يدخلوا عليهم بيعهم، وإنما يشهدون السوق فلا بأسApabila mereka tidak sampai masuk ke kuil orang kafir, namun hanya datang ke pasarnya, tidak masalah. (Iqtidha as-Shirat al-Mustaqim, 1/517).