MAGELANG, MAGELANGEKSPRES.COM - Kudapan tradisional tape ketan memiliki proses pembuatan yang cukup panjang bila melihat dari sejarah di berbagai versinya.
Ini dikarenakan tape ketan sendiri berasal dari berbagai wilayah seperti Jawa Tengah yang salah satunya di Muntilan Magelang, Cirebon, hingga Jakarta.
Namun masing-masing diantaranya tentu memiliki ciri khasnya tersendiri sebagai perbedaannya.
BACA JUGA:Inilah Deretan Kuliner Legendaris Muntilan yang Wajib Dicoba Saat Berwisata di Magelang!
Perbedaan Cara Pembuatan Tape Ketan dari Berbagai Daerah
Sesuai dengan namanya, tape ketan diolah melalui proses fermentasi menggunakan beras ketan sebagai bahan baku utamanya.
Namun beras ketan akan diberi campuran ragi tempe dan gula terlebih dalalu sebelum didiamkan dalam wadah tertutup selama 2-3 hari.
BACA JUGA:Fakta Unik Getuk: Makanan Tradisional Khas Magelang yang Menggugah Selera
Bila proses fermentasi berhasil maka cita rasanya akan terasa manis, asam, dan terdapat rasa khas olahan tape.
1. Tape Ketan Khas Muntilan
Melansir akun Instagram @gfni tape ketan khas Muntilan, Magelang dipercaya sudah ada sejak abad ke-9 hingga ke-10 atau berusia lebih dari 1.000 tahun berdasarkan naskah Jawa kuno dalam kisah Ramayana.
Perbedaan makanan tersebut dengan hidangan serupa lainnya adalah penggunaan pewarna hijau alami yang biasa dihidangkan pada saat perayaan Idulfitri maupun acara pernikahan bersama emping melinjo.
Menariknya masyarakat biasa memanfaatkan daun katuk untuk menghasilkan warna hijau alami walau disaat ini lebih banyak yang menggunakan pewarna makanan sintetis sebagai langkah praktisnya.
BACA JUGA:Resep Jenang 7 Rupa yang Jadi Makanan Tradisional Masyarakat Jawa Dalam Tradisi Mitoni
2. Tape Ketan Khas Cirebon
Mengutip Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem.
Sejarah makanan tradisional satu ini dipercaya sudah ada sejak abad ke-15.
Tepatnya setelah pernikahannya Sunan Gunung Jati dengan seorang permaisuri asal Yunan, Tiongkok Selatan bernama Ong Tien Nio.