-Polbangtan YOMA-Kementerian Pertanian (Kementan) Alat pengendali hama burung berbasis IoT menjadi salah satu inovasi yang mencuri perhatian. Ide ini datang dari menurunnya produktivitas padi sekitar 30 % karena serangan hama. “Hama yang paling mengganggu adalah burung dan tikus. Sehingga kami berinovasi untuk membuat alat pengusir hama burung berbasis IoT yang bisa dikontrol dengan jarak jauh,” ungkap Panji. Ia mengatakan penggunaan teknologi bisa meningkatkan hasil panen padi petani. “Metode tradisional seperti pemasangan orang-orangan sawah, jaring, atau penggunaan suara pengusir sering kali tidak efektif dalam jangka panjang karena burung dapat beradaptasi dan mengabaikannya,” papar Panji. Panji dan ketiga rekannya telah melakukan uji coba alat ini. Ia optimis, alat ini bisa diadaptasi oleh petani untuk membasmi hama burung yang merugikan. Menanggapi inovasi ini, Direktur Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan YOMA) Bambang Sudarmanto, selaku penanggung jawab Pertanian Modern Sukoharjo mengatakan bangga atas inovasi yang diciptakan oleh para mahasiswa magang. “Meskipun tidak mempunyai background pertanian. Saya berharap mahasiswa bisa turut membangun sektor pertanian, dari bidang ilmu yang ditekuninya,” ucap Bambang. Ia mendorong dinas untuk menerapkan hasil inovasi yang telah dirancang mahasiswa dan mengembangkannya sesuai kebutuhan di lapangan.
-Polbangtan YOMA-Kementerian Pertanian (Kementan) Alat pengendali hama burung berbasis IoT menjadi salah satu inovasi yang mencuri perhatian. Ide ini datang dari menurunnya produktivitas padi sekitar 30 % karena serangan hama. “Hama yang paling mengganggu adalah burung dan tikus. Sehingga kami berinovasi untuk membuat alat pengusir hama burung berbasis IoT yang bisa dikontrol dengan jarak jauh,” ungkap Panji. Ia mengatakan penggunaan teknologi bisa meningkatkan hasil panen padi petani. “Metode tradisional seperti pemasangan orang-orangan sawah, jaring, atau penggunaan suara pengusir sering kali tidak efektif dalam jangka panjang karena burung dapat beradaptasi dan mengabaikannya,” papar Panji. Panji dan ketiga rekannya telah melakukan uji coba alat ini. Ia optimis, alat ini bisa diadaptasi oleh petani untuk membasmi hama burung yang merugikan. Menanggapi inovasi ini, Direktur Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan YOMA) Bambang Sudarmanto, selaku penanggung jawab Pertanian Modern Sukoharjo mengatakan bangga atas inovasi yang diciptakan oleh para mahasiswa magang. “Meskipun tidak mempunyai background pertanian. Saya berharap mahasiswa bisa turut membangun sektor pertanian, dari bidang ilmu yang ditekuninya,” ucap Bambang. Ia mendorong dinas untuk menerapkan hasil inovasi yang telah dirancang mahasiswa dan mengembangkannya sesuai kebutuhan di lapangan.