MAGELANG, MAGELANGEKSPRES.COM - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Magelang berkomitmen mengoptimalkan fungsi peran bank sampah dan kampung organik di masyarakat.
Saat ini, hampir di setiap RT/RW di Kota Magelang sudah memiliki dua upaya strategis itu untuk mereduksi produksi sampah.
"Rencananya kami akan menghadirkan inovasi dan konsep baru untuk kampung organik yang sempat lesu sejak pandemi," kata Kepala Bidang Pengelolaan dan Penanganan Persampahan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Magelang Widodo saat ditemui Magelang Ekspres, Selasa, 7 Januari 2025.
BACA JUGA:Bank Sampah di Kota Magelang Jadi Strategi Cegah Darurat Sampah
Lebih lanjut, Widodo menuturkan, konsep baru yang sedang direncanakan di antaranya yakni mengintegrasikan kampung organik dengan perikanan, budidaya ikan lele, ayam, dan maggot.
Widodo yakin, dengan adanya konsep baru tersebut dapat memberikan hasil tambahan pendapatan rumah tangga untuk masyarakat.
"Harapannya nanti dari sampah ini juga bisa mengurangi pengeluaran rumah tangga,” imbuhnya.
BACA JUGA:Mengunjungi Kampung Organik Bersemi di Jambon Gesikan Cacaban
Hingga saat ini, jumlah kampung organik di Kota Magelang hanya tersisa di 14 titik.
Vakumnya pegiat bank sampah dan kampung organik ini sudah terjadi sejak pandemi Covid-19.
"Sebelumnya, sebelum pandemi kami punya 54 kampung organik, tapi banyak yang tidak berkembang sejak Covid, maka kami berkomitmen untuk menghidupkannya kembali," beber Widodo.
Selain mengoptimalkan fungsi kampung organik, DLH juga berkomitmen untuk meningkatkan fungsi bank sampah.
"Saat ini jumlah bank sampah di Kota Magelang masih 107 dan terus mendapatkan penanganan dan pendampingan," kata dia.
Lebih rinci, Widodo menuturkan, ada 80 bank sampah di RT dan RW dari 17 kelurahan yang ada.