Bekal Meraih Lailatul Qadar

Selasa 18-03-2025,04:00 WIB
Reporter : Abu Hammam
Editor : Suroso
Bekal Meraih Lailatul Qadar

Bekal Meraih Lailatul Qadar

Untuk meraih lailatul qadar yang tentu sangat didambakan oleh setiap muslim maka kita harus melakukan persiapan. Seperti orang yang hendak safar pasti sebelumnya sudah menyiapkan bekal. Demikian pula seseorang yang ingin meraih lailtul qadar maka harus menyiapkan bekal. Diantara bekal yang perlu disiapkan adalah :

1.Menjaga niat dan bulatkan tekad

Semakin dekat bersungguh dengan menyiapkan bekal di malam lailatul qadar. Niatkan dengan Ikhlas hanya mengharapkan pahala dari Allah. Dan bertekad bulat untuk meraih lailatul qadar.

2.Membersihkan hati

Memperbanyak istighfar bertaubat kepada Allah. Membersihkan hati dari perbuatan-perbuatan dosa. Meninggalkan maksiat. Menjaga puasa dari hal-hal yang merusak puasa, apalagi yang membatalkan. Jaga pandangan dan lisan dari hal-hal menyebabkan dosa.

3.Menyiapkan ibadah untuk meraih lailatul qadar

Berbagai macam ibadah untuk mendapatkan lailatul qadar, di antaranya adalah  I’tikaf. Yakni berdiam diri di masjid pada malam 10 hari terakhir Ramadhan.

Dari ‘Aisyah radhiallahu ‘anha; bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam terbiasa i’tikaf pada malam terakhir bulan Ramadan sampai Allah mewafatkan beliau. (H.r. Al-Bukhari dan Muslim)

Selama I’tikaf di masjid hendakha kita menghidupkan

malam dengan ibadah dan membangunkan keluarga untuk beribadah.

Dari Aisyah radhiallahu ‘anha; bahwa ketika masuk sepuluh hari terakhir bulan Ramadan, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membangunkan keluarganya, menghidupkan malam-malamnya, dan mengencangkan sarungnya. (H.r. Al-Bukhari dan Muslim)

BACA JUGA:Itikaf Adalah Kondisi Terbaik Meraih Lailatul Qadar, Anda Bisa Memilih Itikaf di Malam Ganjil!

Kita juga disunnahkan untuk mandi, berhias, dan memakai minyak pada waktu I’tikaf di masjid.

Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Aisyah radhiallahu ‘anha, bahwa ketika bulan Ramadan, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam terkadang tidur dan bangun beribadah. Akan tetapi, ketika masuk 10 hari terakhir, beliau mengencangkan sarungnya, menjauhi istri-istrinya, dan mandi pada waktu antara maghrib sampai isya. Ibnu Jarir mengatakan, “Dahulu, para sahabat menganjurkan untuk mandi setiap malam pada sepuluh malam terakhir.”

Semoga Allah memudahkan kita agar bisa meraih lailatul qadar seperti yang diharapkan. (*)

Kategori :