MAGELANG EKSPRES-Banyak orang yang mengaku beriman tapi tidak pernah merasakan manisnya iman. Dan tidak semua orang beriman merasakan manisnya iman.
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan ada 3 perkara yang apabila perkara tersebut ada pada seseorang maka dia akan mendapatkan manisnya iman. Tiga perkara yang dimaksud adalah :
1.Allah dan Rasul-Nya lebih dicintai daripada selain keduanya
2. Mencintai seseorang hanya karena Allah
3. Membenci kembali kepada kekufuran seperti membenci dimasukkan ke neraka
Dari Anas bin Malik Radhiyallahu anhu , dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Tiga perkara yang dimaksud adalah :
ثَلَاثٌ مَنْ كُنَّ فِيْهِ وَجَدَ بِهِنَّ حَلَاوَةَ الْإِيْمَانِ، مَنْ كَانَ اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا وَأَنْ يُـحِبَّ الْمَرْءَ لَا يُحِبُّهُ إِلَّا لِلهِ، وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُوْدَ فِـي الْكُفْرِ بَعْدَ أَنْ أَنْقَذَهُ اللهُ مِنْهُ، كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِـي النَّارِ.“Ada tiga perkara yang apabila perkara tersebut ada pada seseorang, maka ia akan mendapatkan manisnya iman, yaitu
(1) barangsiapa yang Allâh dan Rasûl-Nya lebih ia cintai dari selain keduanya,
(2) apabila ia mencintai seseorang, ia hanya mencintainya karena Allâh.
(3) Ia benci untuk kembali kepada kekufuran setelah Allâh menyelamatkannya sebagaimana ia benci untuk dilemparkan ke dalam Neraka.”
BACA JUGA:Meneladani Perjalanan Hidup Imam Syafi'i yang Menghatamkan Al Qur'an 60 Kali di Bulan Ramadhan
Dalam hadits ini terkandung sebuah isyarat, yaitu perumpamaan antara orang yang sakit dengan orang yang sehat.
Orang yang sakit kuning akan merasakan madu itu pahit, sementara orang yang sehat dapat menikmati manisnya madu.
Apabila kesehatan berkurang, maka rasa manisnya madu pun semakin berkurang, sesuai dengan kondisi kesehatannya. Arti kiasan ini merupakan dalil yang paling kuat bagi Imam al-Bukhari rahimahullah untuk menetapkan bahwa iman itu bisa bertambah dan bisa berkurang.
Syaikh al-‘Utsaimin rahimahullah berkata, “Yang dimaksud manisnya iman di sini yaitu bukan seperti manisnya gula atau madu, tetapi manis yang lebih besar dari semua rasa manis. Rasa manis yang didapati oleh seseorang di dalam hatinya, kelezatan yang tidak setara dengan apa pun, ia mendapati kelapangan dalam dadanya, cinta kepada kebaikan, dan cinta kepada orang-orang yang berbuat baik.”