Kata Rasulullah,"Apabila datang kepadamu harta tanpa engkau berambisi untuk mendapatkannya, tanpa memintanya.”
Ada dua kondisi. Ada orang yang berambisi, kepingin tapi dia tidak minta-minta. Jadi ada orang berambisi kepingin, tapi dia enggak minta. Namun ada orang berambisi, maka dia memintanya. Ada yang sampai seperti itu.
Kita lihat bagaimana Umar bin Khatthab radhiyallahu 'anhu. Di saat banyak manusia berusaha untuk mendapatkan harta dengan cara yang tidak halal, banyak manusia kalau ada ya kadang kala pemberian pemerintah, ini itu dia bikin surat miskin, bikin ini itu, padahal dia tidak berhak mendapatkannya, Umar bin Khatthab menolak. Dikasih yang halal, dia menolak. Maka Nabi memberikan arahan kepada Umar bin Khatthab.
Kalau datang harta, ada orang yang memberikan kepada kita, tanpa kita berambisi untuk memilikinya dan sebenarnya kita juga tidak minta, maka silakan diambil, itu rezeki.
Setelah harta itu menjadi milikmu, terserah kepadamu. Bisa dimanfaatkan sendiri atau disedekahkan kepada orang lain.
Karena kadang kala, ada orang menolak dikasih, terus dipaksa dia terima, kemudian dia belanjakan dan belanjaan itu diberikan kepada orang miskin yang membutuhkan.
Bagaimana putranya Umar bin Khatthab setelah melihat kejadian itu atau dapat cerita dari ayahnya? Maka Abdullah bin Umar bin Khatthab, tidak pernah minta sesuatu apa pun kepada siapa pun, dan juga dia tidak menolak kalau dikasih. Enggak menolak kalau dikasih.
BACA JUGA:Larangan Meminta-minta Apa pun kepada Manusia dalam Islam
Ini menjaga kehormatan. Jadi, pemberian itu macam-macam. Ada pemberian shadaqah, ada pemberian sebagai bentuk ikram, menghormati. Kadang kala kalau kita lihat buka bersama tuh, buka bersama di masjid itu, itu masuk shadaqah atau masuk sesuatu yang berbeda dengan shadaqah? Sepertinya berbeda dengan shadaqah. Karena yang makan itu bukan hanya orang yang butuh.
Orang kaya pun ketika berbuka, dikasih dia makan.
Di masjid Nabawi, ketika dibukakan umpamanya sufrah (dulu ya), orang kemudian mengkonsumsi, itu bukan untuk fakir miskin. Untuk siapa? Untuk siapa yang puasa, begitu. Jadi memang pemberian itu bukan untuk fakir miskin, tapi untuk yang berpuasa.
Jadi kalau kita dikasih, berusaha untuk menerimanya dan tidak menolaknya. (*)
*) dari Kajian Ustaz Syafiq Riza Basalamah