Qanaah dengan Nikmat Allah

Jumat 24-10-2025,06:00 WIB
Reporter : Abu Hammam
Editor : Suroso

BACA JUGA:Sedekah itu Buat Diri Kita, Allah Tidak Butuh

Sebagaimana kita diajarkan untuk bersikap qanaah terhadap rizqi dunia, kita juga diajarkan untuk qanaah terhadap pemberian berupa syariat. Dan bentuk qanaah terhadap syariat adalah kita menerima dengan lapang hati, dan tidak menambah-nambahi sedikitpun.

Ketika Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan kepada kita suatu amalan, kita ikuti seperti yang beliau ajarkan, tanpa menambah-nambahi dengan tata cara  ibadah apapun.

Orang yang menambah-nambahi dalam tata cara ibadah, berarti dia tidak qanaah terhadap pemberian Allah berupa syariat. Karena itulah, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang keras hal ini. Dalam mukadimah khutbah beliau, seringkali beliau mengulang nasehat,

وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الْأُمُورِ، فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَإِنَّ كُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ

“Hindari semua perkara yang baru dalam masalah agama, karena semua perkara yang baru dalam agama adalah bid’ah, dan semua bid’ah itu sesat.” (HR. Ahmad 17144 dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).

Karena bid’ah dalam urusan agama, adalah tindakan yang menunjukkan bahwa dia tidak qana’ah terhadap syariat Allah.

Sudah Sempurna Jangan Ditambahi

Semua kaum muslimin mengakui bahwa syariat Islam itu sudah sempurna. Allah tegaskan hal ini dalam firman-Nya,

الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا

“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.” (QS. Al-Maidah: 3).

BACA JUGA:Berinfaklah di Jalan Kebaikan, Pasti Allah Ganti!

Dan kita memahami, sesuatu yang sempurna jika ditambahi bukan semakin menyempurnakan. Namun justru akan semakin merusak. Manusia sempurna dengan 2 matanya. Jika ditambahi satu mata, bukan membuatnya semakin indah, namun semakin merusak.

Kedua tangan sempurna dengan 10 jari. Jika ditambahi satu jari, tidak semakin menyempurnakan, tapi itu kelainan.

Syariat itu sempurna… dan kita layak bersyukur dengan syariat yang sempurna ini. Jangan sampai kita memberikan tambahan, yang justru akan semakin merusak.(*)

Kategori :