"Perencanaan yang baik dimulai dari RT. Ketika warga mudah berpartisipasi dan datanya kuat, kebijakan kota menjadi lebih tepat sasaran,” kata Handini.
BACA JUGA:Gunakan Lampu Belakang Motor Berwarna Putih, Polisi: Bahaya!
Digitalisasi musrenbang RT juga memperkuat keselarasan antara prioritas pembangunan kota, program nasional, dan kebutuhan warga.
Handini menyebut, pola ini menjadi salah satu faktor yang mengantarkan Kota Magelang meraih posisi runner up Penghargaan Pembangunan Daerah (PPD) tingkat nasional.
"Kota Magelang jadi satu-satunya daerah yang menerapkan Musrenbang tingkat RT. Karena langkah ini, perencanaan Kota Magelang dinilai berdampak, partisipatif, dan paling inovatif," ungkapnya.
Pada tahun 2027 mendatang, Prodamai bakal difokuskan penguatan sumber daya manusia dan ekonomi inklusif.
BACA JUGA:Mitigasi Kekerasan Gender Digital, Pemkot Magelang Perkuat Edukasi HAM
Hal ini juga selaras dengan arah pembangunan jangka menengah Kota Magelang.
Sementara itu, Kepala Bidang Perencanaan Bapperida Kota Magelang Agus Budiyono menyatakan, setiap RT kini wajib menyusun profil wilayah yang diperbarui secara berkala.
Data tersebut mencakup kependudukan, pendidikan, kesehatan, kondisi lingkungan, hingga potensi UMKM.
"Profil RT menjadi dasar musrenbang. Data itu diunggah melalui aplikasi Simprodamai dan Teras Kota, lalu diverifikasi berjenjang di tingkat kelurahan, kecamatan, hingga kota," kata Agus.
Agus menjelaskan, sistem digital meminimalkan duplikasi usulan dan mempercepat proses verifikasi.
Sebab, setiap usulan otomatis akan terklasifikasi sesuai menu Prodamai, baik pelayanan dasar, infrastruktur, maupun pemberdayaan masyarakat.
"Warga bisa melihat status usulan secara terbuka. Ini memberi kepastian bahwa aspirasi mereka tercatat dan diproses," pungkasnya.