Panen Pahala Menjelang Sahur di Bulan Ramadhan
Panen Pahala Menjelang Sahur di Bulan Ramadhan--
MAGELANG EKSPRES-Enam bulan sebelum bulan Ramadhan para ulama senantiasa berdoa memohon pada Allah Ta’ala agar bisa menjumpai bulan Ramadhan. Sebab, Ramadhan adalah bulan mulia yang memiliki banyak keutamaan.
Tak heran kalau para ulama sangat berharap dipertemukan dengan bulan Ramadhan. Mereka berharap bisa panen pahala dengan melakukan amal-amal shaleh di bulan Ramadhan. Pahalanya bakal dilipatgandakan.
BACA JUGA:Panen Pahala Waktu Isya di Bulan Ramadhan
Ada beberapa aktivitas yang bisa dilakukan menjelang sahur untuk meraih panen pahala seperti yang diinginkan. Diantaranya adalah :
1.Bangun di Sepertiga Malam Terakhir atau Sekitar Pukul 01.00 Sampai Menjelang Sahur
Niatkan mulai sekarang. Anda bisa memasang alarm untuk membangunkan sesuai waktu yang diinginkan. Setelah bangung segera berwudhu, tujuannya agar terlepas dari ikatan setan.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
عَقِدَ الشَّيْطَانُ عَلَى قَافِيَةِ رَأْسِ أَحَدِكُمْ إِذَا هُوَ نَامَ ثَلاَثَ عُقَدٍ ، يَضْرِبُ كُلَّ عُقْدَةٍ عَلَيْكَ لَيْلٌ طَوِيلٌ فَارْقُدْ ، فَإِنِ اسْتَيْقَظَ فَذَكَرَ اللَّهَ انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ ، فَإِنْ تَوَضَّأَ انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ ، فَإِنْ صَلَّى انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ فَأَصْبَحَ نَشِيطًا طَيِّبَ النَّفْسِ ، وَإِلاَّ أَصْبَحَ خَبِيثَ النَّفْسِ كَسْلاَنَ
“Setan membuat tiga ikatan di tengkuk (leher bagian belakang) salah seorang dari kalian ketika tidur. Di setiap ikatan setan akan mengatakan, “Malam masih panjang, tidurlah!” Jika ia bangun lalu berdzikir pada Allah, lepaslah satu ikatan. Kemudian jika dia berwudhu, lepas lagi satu ikatan. Kemudian jika dia mengerjakan shalat, lepaslah ikatan terakhir. Di pagi hari dia akan bersemangat dan bergembira. Jika tidak melakukan seperti ini, dia tidak ceria dan menjadi malas.” (HR. Bukhari, no. 1142 dan Muslim, no. 776)
2. Mengerjakan Shalat Tahajud Walaupun hanya Dua Rakat
Masih boleh menambah shalat malam setelah tarawih karena jumlah rakaat shalat malam tidak ada batasannya.
Bisa menutup dengan shalat witir jika belum melakukan shalat witir ketika shalat tarawih.
Adapun dalil yang menunjukkan bahwa shalat malam tidak dibatasi jumlah rakaatnya, yaitu ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya mengenai shalat malam, beliau menjawab,
صَلاَةُ اللَّيْلِ مَثْنَى مَثْنَى ، فَإِذَا خَشِىَ أَحَدُكُمُ الصُّبْحَ صَلَّى رَكْعَةً وَاحِدَةً ، تُوتِرُ لَهُ مَا قَدْ صَلَّى
“Shalat malam itu dua raka’at salam, dua raka’at salam. Jika salah seorang di antara kalian takut masuk waktu shubuh, maka kerjakanlah satu raka’at. Dengan itu berarti kalian menutup shalat tadi dengan witir.” (HR. Bukhari, no. 990 dan Muslim, no. 749; dari Ibnu ‘Umar). Padahal ini dalam konteks pertanyaan. Seandainya shalat malam itu ada batasannya, tentu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam akan menjelaskannya.
Yang penting tidak ada dua witir dalam satu malam. Dari Thalq bin ‘Ali, ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ وِتْرَانِ فِى لَيْلَةٍ
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: